Tujuh puluh dua tahun, kiprah kuda
besi dibawah PT. KAI melesat ditengah samudera perubahan. Tak sedikit riak-riak
tantangan yang terlewati. Namun, seperti matahari yang selalu muncul di ufuk
dengan secercah harapan, Kereta Api Indonesia pun selalu berusaha melakukan hal
yang sama.
Meski telah banyak hal yang
dilakukan dari dulu hingga kini, KAI terus mencoba memberikan hal baru dan
terbaik kepada setiap pelanggannya. Ia mengubah harapan dan impian yang dibawa
menjadi sebuah tantangan untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Demi sebuah
pengalaman yang luar biasa, yang tentunya ditujukan untuk seluruh pelanggannya.
Tak terkecuali seperti saya. Anak kampung yang tak pernah terbayang sebelumnya
bisa merasakan sensai naik kuda besi itu.
* * *
Sore itu (Juni 2009), setelah
berlama-lama di rumah salah satu keluarga di Pasuruan, kami pun beranjak untuk
pulang. Saat akan naik mobil, tiba-tiba tercetus ide dari sanak saudara yang
kami kunjungi. Ide itu menjadi pengalaman pertama dalam hidup saya pada kuda
besi yang selama ini hanya saya dengar lewat cerita pengantar tidur. Ya, sanak
saudara yang kami kunjungi menyarankan untuk naik kereta api. Mengingat ketika
itu yang ikut lebih banyak belum pernah merasakan naik kereta, termasuk saya
sendiri.
Tanpa menunggu lama, kami pun diantar ke stasiun terdekat dari rumah saudara tersebut. Dan itulah pengalaman
pertama saya naik kereta api, dari stasiun di Pasuruan ke stasiun Pasar Turi
kota Surabaya, dengan jarak tempuh kurang lebih 1,5 jam.
Kala itu masih jelas sekali
teringat, kelas ekonomi yang penuh dan saya harus berdiri dipojok dekat pintu
gerbong. Tapi yang menarik, saya bisa menyaksikan pemandangan alam sepanjang
jalur kereta dari Pasuruan hingga stasiun Pasar Turi, Surabaya.
Setelah pengalaman pertama itu, saya
harus menunggu 3 tahun lamanya untuk kembali merasakan sensasi naik kereta api.
Waktu itu, akhir Maret hingga minggu pertama bulan April 2012, saya berkunjung
ke ibukota Indonesia. Dengan suasana yang berbeda dan wajah kereta api yang
semakin lebih baik, saya pun kembali disuguhkan pengalaman luar biasa. Terlihat
jelas dari interior kereta yang semakin tertata rapi, bersih, bahkan hampir tidak
ada pengamen maupun pedagang asongan. Kursi-kursi di dalam kereta pun semakin
modern, yakni berbentuk sofa. Tak ketinggalan juga pelayanannya yang semakin
baik pula.
Sayang, ada satu yang tak berubah
kala itu. Di saat jam sibuk, tak jarang pengguna kereta menjadi ikan pepes. Ibu-ibu
jadi lebih spartan daripada para pejantan dan pencopet kadang masih beraksi.
Namun demikian, saya salut dengan
yang lakukan oleh PT. KAI. Kenapa? Seperti yang sudah saya jabarkan di awal
tulisan ini, PT. KAI selalu berusaha berbenah dan memberikan yang terbaik
kepada setiap pelanggannya.
Terbukti, saat saya berkunjung ke
Jakarta kembali awal Desember 2016 hingga pertengahan Februari 2017, perubahan
itu begitu jelas terlihat. Interior kereta yang semakin keren, sofa yang
semakin empuk, dan pelayanan yang semakin membaik. Bahkan untuk memanjakan
pelanggan setianya, PT. KAI melengkapi kereta dengan layar monitor untuk
memudahkan pelanggan mengetahui di stasiun mana berada dan tak ketinggalan
suguhan menarik di dalamnya.
Antara
Jakarta dan Bandung
Pagi itu, sesuai rencana sebelumnya,
bersama doi sudah berada di stasiun Gambir. Ada yang menarik di stasiun ini. Kesan
pertama yang saya rasakan begitu mewah, modern, dan pelayanannya yang
memuaskan.
Setelah mencetak tiket, bersama doi
langsung bergegas menuju peron 4, tempat dimana kereta Parahyangan yang akan ke
Bandung berada. Sebelum kereta datang, dalam hati kecil saya bertanya-tanya. Apakah
keretanya masih sama seperti dulu, seperti waktu di Surabaya?
Tanpa menunggu lama, jawaban pun
datang. Kami pun masuk kereta dan yang saya dapatkan malah sebaliknya. Begitu menakjubkan.
Dari pintu masuk saja sudah disambut oleh pramugari layaknya naik pesawat. Pemandangan
dalam kereta pun sangat bersih dan kursi kelas ekonomi sudah layaknya kursi di
pesawat.
Kursi di Kelas Ekonomi Argo Parahyangan |
Harapan
Untuk Perkeretaapin Indonesia di Masa Mendatang
Ngomongin tentang harapan untuk
perkeretaapin Indonesia, jujur saya tidak terlalu meminta yang muluk-muluk. Karena
bagi saya, semua butuh proses dan juga kesadaran dari penggunanya sendiri. Di sisi
lain, saya masih anak bawang sebagai pengguna kuda besi ini.
Mengacu dari pengalaman singkat
seperti cerita saya diatas, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan bisa
dijadikan modal untuk membuat kereta api Indonesia semakin melesat jauh di
samudera perubahan.
Pertama, manajemen dan pengelolaan layanan yang efektif. Seperti yang terjadi setiap tahunnya, ada satu hal yang tak pernah berubah. Masalah penumpang masih menjadi hal klasik yang berulang-ulang. Ada baiknya menambah armada atau mengatur kembali jadwal keberangkatan kereta, khususnya di jam sibuk agar semakin efektif dan tidak terjadi penumpukan penumpang.
Kedua, memperkuat basis digital. Kereta Api Indonesia harus meningkatkan daya saing, khususnya di era digital seperti saat ini. Masih menumpuknya penumpang saat akan membeli tiket, atau melakukan pengisian saldo kartu Commuter Line merupakan salah satu masalah yang perlu segera diselesaikan. Ada baiknya KAI meningkatkan kolaborasi dengan perusahaan digital atau perusahaan lainnya yang bisa membantu mengefisienkan masalah antrean salah satunya.
Ketiga, tetap positif. Maksudnya disini tidak pernah berhenti menerima masukan yang datang dari setiap pelanggan dan menjadikannya barometer untuk menjadi lebih baik lagi. Dengan kata lain apa yang menjadi motto dari KAI, yakni “Anda Adalah Prioritas Kami” benar-benar terwujud.
Pertama, manajemen dan pengelolaan layanan yang efektif. Seperti yang terjadi setiap tahunnya, ada satu hal yang tak pernah berubah. Masalah penumpang masih menjadi hal klasik yang berulang-ulang. Ada baiknya menambah armada atau mengatur kembali jadwal keberangkatan kereta, khususnya di jam sibuk agar semakin efektif dan tidak terjadi penumpukan penumpang.
Kedua, memperkuat basis digital. Kereta Api Indonesia harus meningkatkan daya saing, khususnya di era digital seperti saat ini. Masih menumpuknya penumpang saat akan membeli tiket, atau melakukan pengisian saldo kartu Commuter Line merupakan salah satu masalah yang perlu segera diselesaikan. Ada baiknya KAI meningkatkan kolaborasi dengan perusahaan digital atau perusahaan lainnya yang bisa membantu mengefisienkan masalah antrean salah satunya.
Ketiga, tetap positif. Maksudnya disini tidak pernah berhenti menerima masukan yang datang dari setiap pelanggan dan menjadikannya barometer untuk menjadi lebih baik lagi. Dengan kata lain apa yang menjadi motto dari KAI, yakni “Anda Adalah Prioritas Kami” benar-benar terwujud.
Keempat, mempertahankan yang sudah
baik dan menambah jaringan. Misalnya bekerja sama dengan komunitas-komunitas
pecinta kereta api. Artinya, mau tak mau harus membuka diri dan mengajak semua
pihak untuk terlibat dalam kemajuan kereta api di masa mendatang.
Warkop
51 Makassar, 29 September 2017
memang sekarang mah naik kereta nyaman bahkan yg ekonomi juga
BalasHapusIya, udah sama kaya naik pesawat saja.
HapusMottonya mantap yaa...
BalasHapus“Anda Adalah Prioritas Kami”
God job
Pake bangad mottonya dan terbukti.
Hapus