Kompak Tawwa & Pemilik RHD (dok. @Kangbugi) |
“Memaknai
Hari Bumi di Rumah Hijau Denassa”
Apa itu Rumah
Hijau Denassa?
Rumah Hijau Denassa atau lebih di kenal dengan nama RHD adalah sebuah konservasi mini yang di dirikan pada tahun 2007 oleh Darmawan Denassa. Tujuan dari berdirinya kawasan konservasi mini ini adalah untuk menyelamatkan kekayaan hayati, baik lokal maupun endemik sekaligus kisah dibaliknya.
Dalam kegiatan pertama ini, peserta yang ikut kurang lebih 6 orang. Meskipun hanya sedikit pesertanya, tapi jangan tanya bagaimana ramenya. Pake bangat loh dan nggak kalah seru! Untuk agendanya bisa teman-teman baca di sini. Dimana salah satu diantaranya adalah menulis bersama. Dalam hal ini semua peserta yang hadir wajib menuliskan makna hari bumi sekurang-kurangnya dua paragraf setelah selesai melakukan observasi ke Rumah Hijau Denassa. Yang mana tulisan itu kemudian dikumpulkan menjadi satu ke satuan, kemudian disebarkan lewat akun Kompak Tawwa.
Mau tahu
seperti apa makna hari bumi bagi Komunitas Kompasianer Makassar Tawwa setelah
seharian berkunjung ke Rumah Hijau Denassa. Berikut salah ulasannya dibawah, yang tak lain adalah tulisan saya sendiri.
Tentang Hari Bumi, Rumah Hijau Denassa dan Kenangan Akan Kampung
Halaman
Bagi saya, makna hari bumi adalah untuk mengingatkan kembali
terhadap apa yang telah saya lakukan terhadap bumi. Mengajak saya untuk
menengok lebih jauh ke belakang, bahkan ke masa dimana saya masih tinggal di
kampung halaman yang kala itu masuk kategori daerah terpencil. Tepatnya diketinggian
100 meter di atas permukaan laut. Disebuah desa bernama Kahianga (dulu
Kayangan, sebelum saya lahir), pulau Tomia, Kepulauan Tukang Besi (sekarang : Kabupaten
Wakatobi).
Kini, kenangan itu semakin nyata lagi saat pertama kali
menginjakkan kaki di Rumah Hijau Denassa (RHD). Ya, RHD mengingatkanku akan
suasana kampung halaman yang hijau, asri, adem, dan penuh dengan kedamaian. Bahkan
semakin jauh ke dalam, semakin terasa seperti berada dikampung halaman dan
lebih khusus lagi serasa dirumah sendiri. Dimana di bagian belakang terdapat rumah
panggung, banyak pohon bambu, tanaman-tanaman lokal, burung-burung berkicauan,
pohon langka, hewan dan masih banyak lagi.
Jujur, saya sangat bersyukur sekali dan berterima kasih kepada
salah satu anggota Kompak Tawwa (Kak Abby Onety) karena telah merekomendasikan
Rumah Hijau Denassa sebagai tempat merefleksikan diri dalam memperingati Hari
Bumi. RHD benar-benar menghipnotis saya dan mengajarkan untuk berprilaku lebih ramah
lagi terhadap lingkungan di setiap aktivitas sehari-sehari. Apa yang saya
selalu lakukan selama ini masih kalah jauh bahkan tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan yang dilakukan oleh RHD.
Begitu banyak kearifan lokal yang
patut di tiru dari RHD. Di antaranya harus mengubah perilaku dan kebiasaan yang
kadang tidak disadari malah mengancam kelestarian lingkungan serta keselamatan
bumi. Tidak perlu menunggu melakukan hal besar untuk menyelamat bumi, memulai
dari hal kecil pun akan berdampak besar di kemudian hari. Apalagi kalau semakin
sering dilakukan.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Seperti yang dikatakan
oleh Denassa, mau hari ini kiamat, besok, atau kapan pun itu, menyelamatkan
bumi adalah sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Dengan kata lain, setidaknya
ada usaha untuk memperbaiki kembali sedikit demi sedikit daripada hanya berdiam
diri ditempat tanpa melakukan apa-apa. Bahkan tak perlu menunggu instruksi dari
pemerintah setempat di mana anda berpijak dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Yang diperlukan hanyalah kesadaran dari diri sendiri dan kemauan untuk berubah
serta ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Saya
yakin dan percaya, jika semua elemen masyarakat mau melakukan hal itu, maka
secara otomatis dan pelan tapi pasti bumi tempat kita berpijak ini akan ikut
terjaga pula kelestarian dan keselamatannya. Tak ada salahnya jika sifat egois
dalam diri masing-masing dihilangkan secara perlahan-lahan demi menjaga
kelestarian dan keselamatan bumi tempat kita berpijak. Bila perlu tanpa
menunggu momen yang pas untuk melakukan perubahan tersebut.
Alangkah
baik dan bijaknya, bila semua orang mau menjadikan setiap waktu yang di lalui
setiap harinya sebagai bagian dari Hari Bumi. Banyak hal yang dapat kita
lakukan tanpa harus menunggu momen yang di peringati sekali dalam setahun
tersebut. Tak usahlah berpikir jauh-jauh untuk melakukan sesuatu yang besar
dengan harapan untuk mendapatkan sebuah pujian bahkan mungkin karena ingin di
kenal banyak orang.
Selamat
berakhir pekan dan selamat Hari Bumi.
Rumah
Hijau Denasa, 22 April 2017
Catatan :
Tulisan lebih lengkapnya bisa teman-teman baca di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar