Selasa, 22 Oktober 2019

Pentingnya Rebranding Koperasi Untuk Menarik Minat Generasi Milenial


Ilustrasi Koperasi
“Masih ingatkah kamu, apa itu koperasi?”

Bagi generasi yang lahir di tahun 90-an, mendengar kata “koperasi” di era milenial seperti sekarang ini sama dengan mengajak kembali ke masa-masa SD dulu.

Kok bisa?

Ya… karena koperasi merupakan salah satu materi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dimana dimasa itu koperasi lebih dikenal sebagai soko guru perekonomian nasional. Ibarat dalam rumah tangga disebut sebagai tulang punggung, yang dalam skala nasional adalah penyangga utama perekonomian bangsa. Keren kan!

Tahukah kamu, siapa orang pertama yang mempopulerkan koperasi?

Mohammad Hatta. Ya, beliaulah yang pertama kali mengenalkan dan meletakkan dasar system koperasi. Yang dalam prakteknya menganut prinsip tolong-menolong, mengajarkan toleransi dan rasa tanggung jawab bersama, serta bisa menjadi bagian untuk memperkuat demokrasi. Atau lebih simpel lagi, koperasi dibangun atas usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Hatta Quote (sumber : www.pracico.com)

Koperasi dan Generasi Milenial

Meski diciptakan dengan tujuan yang mulia, dengan nilai-nilai yang begitu baik, dan berlandaskan hukum yang kokoh demi mendukung kelancaran kegiatannya, koperasi saat ini dipandang sebagai sesuatu yang kurang menarik, tidak penting, dan kurang bermanfaat.

Lebih miris lagi koperasi dipandang sebagai hal yang kuno, kaku, jadul, dan ribet. Semakin mengenaskan lagi karena kurang dikenal dengan baik oleh generasi masa kini.

Ya, kamu yang disebut-sebut sebagai ‘generasi milenial’.


Generasi Milenial (Ilustrasi : theweek.com)
Bagi mereka, koperasi itu cocok untuk para orang tua. Anggapan itu sepenuhnya tidak salah mengingat koperasi dari dulu hingga kini lebih cenderung dikelola oleh orang tua. Disisi lain karena kurangnya memahami hakikat dan pentingnya koperasi yang merupakan salah satu bentuk ekonomi kerakyatan dalam pemerataan kesejahteraan rakyat. Akibatnya minat untuk menjadi kader pun semakin berkurang dari waktu ke waktu.

Sedangkan di sisi lain, dengan kurangnya minat generasi milenial pada koperasi membuat Indonesia menghadapi kelebihan usia produktif. Dan hal ini sebenarnya bisa menjadi bonus juga. Yang tak lain bisa bermanfaat bagi pembangunan ke depannya.

Bonus Demografi, Berkah Untuk Kemajuan Koperasi

Ya, dengan bonus demografi yang di dalamnya 60% di dominasi generasi milenial, bisa menjadi berkah bagi kemajuan koperasi Indonesia. Karena hadirnya generasi milenial penting bagi perkembangan koperasi, begitu pula sebaliknya.

Dimana jika generasi ini cuek dan kurang peduli dengan keberadaan koperasi, maka masa depan koperasi bisa berakhir dalam kesuraman. Sebelum terlambat, generasi milenial harus mulai ikut dalam menggerakkan ekonomi bangsa lewat koperasi. Sudah saatnya para milenial menunjukkan aksi nyata bukan sekadar. Sehingga mampu membawa manfaat nyata bagi pembangunan ekonomi.


Peran Koperasi Dalam Membangun Perekonomian (screenshot : www.ksusbd.co.id)

Lalu, apa yang harus dilakukan agar koperasi Indonesia tidak punah?

Satu-satunya cara adalah dengan melakukan Re-Branding koperasi. Kenapa Re-Branding? Karena yang namanya generasi milenial pasti menyukai sesuatu yang menurut mereka menarik, dan sesuai dengan jamannya.

Strategi Koperasi untuk Menarik Minat Generasi Milenial

Tujuan Re-Branding disini adalah untuk mengubah stigma negatif di kalangan generasi milenial terhadap koperasi yang selama ini memiliki pemahaman terbatas. Selain itu untuk mengajak mereka agar memposisikan kembali koperasi menjadi sebuah sistem ekonomi modern di masa depan. Sebuah sistem yang mengajarkan nilai kebersamaan dan keadilan untuk mengejar kesejahteraan anggota secara bersama-sama.

Namun mengubah stigma generasi milenial terhadap koperasi saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan stategi jitu. Ya, strategi juga perlu agar konsep “Re-Branding Koperasi” membuahkan hasil.

Apa saja strategi itu? Berikut beberapa di antaranya :

Menggiatkan Koperasi di Kalangan Generasi Milenial

Koperasi & Generasi Milenial
Dengan bonus demografi penduduk Indonesia yang mencapai 60% dan bakalan di dominasi oleh generasi milenial, maka peran generasi milenial agar eksistensi koperasi tetap ada menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

Untuk itu, menggiatkan koperasi di kalangan para milenial adalah satu hal yang wajib. Misalnya di mulai dari koperasi siswa, koperasi mahasiswa, koperasi pesantren, koperasi pemuda, dan koperasi lainnya yang mampu menarik minat generasi muda atau “milenial” untuk bergerak aktif di dalamnya.

Dengan begitu, Re-Branding Koperasi akan menjadi satu ikon baru di kalangan milenial.

Perlunya Website Koperasi untuk Menarik Minat Generasi Milenial

Sejak teknologi mulai masuk ke semua sendi kehidupan, budaya digital sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kalangan milenial. Pengaruh dan dampaknya begitu kuat dalam kehidupan sehari-hari. Sebut saja salah satunya dengan hadirnya internet.

Ya, penetrasi internet dalam kehidupan milenial menanjak semakin tinggi bila dibandingkan dengan media lainnya. Dan itu artinya generasi tersebut sudah sangat ‘welcome’ akan kehadiran internet sebagai media untuk mencari informasi. Dengan demikian, perlunya website koperasi merupakan sebuah keharusan.

Aplikasi Koperasi Berbasis Web (ilustrasi : www.members.phpmu.com)
Dengan adanya website koperasi, identitas koperasi menjadi semakin jelas dan akan dianggap sebagai lembaga yang lebih professional. Di sisi lain, mereka yang tertarik dengan koperasi akan lebih mudah mengetahui informasi terkait dengan koperasi.

Database Digital dan Aplikasi Koperasi itu Wajib

Website sudah punya, langkah selanjutnya adalah wajib punya database dan aplikasi koperasi. Kehadiran aplikasi koperasi harus mampu menjawab ekspektasi generasi milenial, minimal di dalam sudah mencakup data anggota yang dengan mudah dan bisa di akses dimana saja selama masih terhubung dengan jaringan internet.

Hadirnya era digital yang mana hampir semuanya sudah bisa di akses dalam genggaman, kehadiran aplikasi koperasi sudah menjadi hal wajib yang patut dipikirkan dalam melakukan rebranding koperasi. Karena lewat aplikasi, pemilik koperasi akan punya database digital yang lengkap dan bisa dipantau kapan saja dan dimana saja.

Dengan adanya database dan aplikasi tersebut, koperasi akan lebih mudah mencari acuan dalam memahami konsep bisnis di era modern. Lihat saja perusahaan-perusahan digital besar di dunia seperti Facebook dan Google misalnya. Mereka bisa menghasilkan uang banyak karena memiliki dan memanfaatkan data banyak orang di dunia.

Sosialisasi dan Edukasi Secara Masif itu Penting

Sosialisasi & Edukasi Koperasi Itu Penting
Agar konsep rebranding sukses dan berjalan sesuai rencana, maka koperasi perlu melakukan sosialisasi dan edukasi ke semua kalangan mengenai kebaikan koperasi itu sendiri. Sosialisasi dan edukasi dilakukan secara massif dan harus dibarengi dengan kekuatan koperasi nasional. Meski demikian, dukungan dari aspek regulasi juga perlu dilakukan.

Ada baiknya rebranding tidak hanya pada milenial, tapi juga menyeluruh ke semua lapisan masyarakat.

Jangan Lupa 4 Pilar Koperasi

Empat pilar dasar pengembangan dan rebranding koperasi di era milenial , yaitu :
  • Feel feed, kebutuhan anggota koperasi bisa bersifat permanen dan dapat diusahakan pemenuhannya oleh koperas. 
  • Duel identity, anggota koperasi yang mana pemilik berkewajiban memberikan modal sekaligus pelanggan usaha koperasi. 
  • Cooperative effect, bahwa berkoperasi memberikan nilai lebih, pelayanan dan penyediaan kebutuhan anggota yang murah, tepat, cepat, dan berkualitas. 
  • Cooperative education, pendidikan koperasi kepada anggota untuk membangun kebersamaan dalam pemahaman ekonomi.

Bagaimana menurut kamu? Sudah siap memajukan kembali koperasi di era milenial ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...