“Masih
ingatkah kamu, apa itu koperasi?”
Bagi
generasi yang lahir di tahun 90-an, mendengar kata “koperasi” di era milenial
seperti sekarang ini sama dengan mengajak kembali ke masa-masa SD dulu.
Kok
bisa?
Ya…
karena koperasi merupakan salah satu materi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dimana dimasa itu koperasi lebih dikenal sebagai soko guru perekonomian
nasional. Ibarat dalam rumah tangga disebut sebagai tulang punggung, yang dalam
skala nasional adalah penyangga utama perekonomian bangsa. Keren kan!
Tahukah
kamu, siapa orang pertama yang mempopulerkan koperasi?
Mohammad
Hatta. Ya, beliaulah yang pertama kali mengenalkan dan meletakkan dasar system koperasi.
Yang dalam prakteknya menganut prinsip tolong-menolong, mengajarkan toleransi
dan rasa tanggung jawab bersama, serta bisa menjadi bagian untuk memperkuat demokrasi.
Atau lebih simpel lagi, koperasi dibangun atas usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Hatta Quote (sumber : www.pracico.com) |
Koperasi dan Generasi Milenial
Meski
diciptakan dengan tujuan yang mulia, dengan nilai-nilai yang begitu baik, dan
berlandaskan hukum yang kokoh demi mendukung kelancaran kegiatannya, koperasi
saat ini dipandang sebagai sesuatu yang kurang menarik, tidak penting, dan kurang
bermanfaat.
Lebih miris lagi koperasi dipandang sebagai hal yang kuno, kaku, jadul,
dan ribet. Semakin mengenaskan lagi karena kurang dikenal dengan baik oleh
generasi masa kini.
Ya, kamu yang disebut-sebut sebagai ‘generasi milenial’.
Generasi Milenial (Ilustrasi : theweek.com) |
Bagi mereka, koperasi itu cocok untuk para orang tua. Anggapan itu
sepenuhnya tidak salah mengingat koperasi dari dulu hingga kini lebih cenderung
dikelola oleh orang tua. Disisi lain karena kurangnya memahami hakikat dan
pentingnya koperasi yang merupakan salah satu bentuk ekonomi kerakyatan dalam
pemerataan kesejahteraan rakyat. Akibatnya minat untuk menjadi kader pun
semakin berkurang dari waktu ke waktu.
Sedangkan di sisi lain, dengan kurangnya minat generasi milenial
pada koperasi membuat Indonesia menghadapi kelebihan usia produktif. Dan hal
ini sebenarnya bisa menjadi bonus juga. Yang tak lain bisa bermanfaat bagi
pembangunan ke depannya.
Bonus Demografi, Berkah
Untuk Kemajuan Koperasi
Ya,
dengan bonus demografi yang di dalamnya 60% di dominasi generasi milenial, bisa
menjadi berkah bagi kemajuan koperasi Indonesia. Karena hadirnya generasi
milenial penting bagi perkembangan koperasi, begitu pula sebaliknya.
Dimana
jika generasi ini cuek dan kurang peduli dengan keberadaan koperasi, maka masa
depan koperasi bisa berakhir dalam kesuraman. Sebelum terlambat, generasi
milenial harus mulai ikut dalam menggerakkan ekonomi bangsa lewat koperasi. Sudah
saatnya para milenial menunjukkan aksi nyata bukan sekadar. Sehingga mampu
membawa manfaat nyata bagi pembangunan ekonomi.
Peran Koperasi Dalam Membangun Perekonomian (screenshot : www.ksusbd.co.id) |
Lalu,
apa yang harus dilakukan agar koperasi Indonesia tidak punah?
Satu-satunya
cara adalah dengan melakukan Re-Branding
koperasi. Kenapa
Re-Branding? Karena yang namanya generasi milenial pasti menyukai sesuatu yang
menurut mereka menarik, dan sesuai dengan jamannya.
Strategi Koperasi untuk Menarik Minat
Generasi Milenial
Tujuan
Re-Branding disini adalah untuk mengubah stigma negatif di kalangan generasi
milenial terhadap koperasi yang selama ini memiliki pemahaman terbatas. Selain itu
untuk mengajak mereka agar memposisikan kembali koperasi menjadi sebuah sistem ekonomi
modern di masa depan. Sebuah sistem yang mengajarkan nilai kebersamaan dan
keadilan untuk mengejar kesejahteraan anggota secara bersama-sama.
Namun
mengubah stigma generasi milenial terhadap koperasi saja tidak cukup jika tidak
dibarengi dengan stategi jitu. Ya, strategi juga perlu agar konsep “Re-Branding
Koperasi” membuahkan hasil.
Apa
saja strategi itu? Berikut beberapa di antaranya :
Menggiatkan Koperasi di Kalangan
Generasi Milenial
Koperasi & Generasi Milenial |
Untuk itu, menggiatkan koperasi di
kalangan para milenial adalah satu hal yang wajib. Misalnya di mulai dari
koperasi siswa, koperasi mahasiswa, koperasi pesantren, koperasi pemuda, dan
koperasi lainnya yang mampu menarik minat generasi muda atau “milenial” untuk
bergerak aktif di dalamnya.
Dengan begitu, Re-Branding Koperasi
akan menjadi satu ikon baru di kalangan milenial.
Perlunya Website Koperasi untuk Menarik
Minat Generasi Milenial
Sejak teknologi mulai masuk ke semua
sendi kehidupan, budaya digital sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan
dari kalangan milenial. Pengaruh dan dampaknya begitu kuat dalam kehidupan
sehari-hari. Sebut saja salah satunya dengan hadirnya internet.
Ya, penetrasi internet dalam kehidupan
milenial menanjak semakin tinggi bila dibandingkan dengan media lainnya. Dan
itu artinya generasi tersebut sudah sangat ‘welcome’
akan kehadiran internet sebagai media untuk mencari informasi. Dengan demikian,
perlunya website koperasi merupakan
sebuah keharusan.
Aplikasi Koperasi Berbasis Web (ilustrasi : www.members.phpmu.com) |
Database Digital dan Aplikasi Koperasi
itu Wajib
Website sudah punya, langkah
selanjutnya adalah wajib punya database dan aplikasi koperasi. Kehadiran aplikasi
koperasi harus mampu menjawab ekspektasi generasi milenial, minimal di dalam
sudah mencakup data anggota yang dengan mudah dan bisa di akses dimana saja
selama masih terhubung dengan jaringan internet.
Hadirnya era digital yang mana hampir semuanya
sudah bisa di akses dalam genggaman, kehadiran aplikasi koperasi sudah menjadi
hal wajib yang patut dipikirkan dalam melakukan rebranding koperasi. Karena lewat
aplikasi, pemilik koperasi akan punya database digital yang lengkap dan bisa
dipantau kapan saja dan dimana saja.
Dengan adanya database dan aplikasi
tersebut, koperasi akan lebih mudah mencari acuan dalam memahami konsep bisnis
di era modern. Lihat saja perusahaan-perusahan digital besar di dunia seperti Facebook
dan Google misalnya. Mereka bisa menghasilkan uang banyak karena memiliki dan
memanfaatkan data banyak orang di dunia.
Sosialisasi dan Edukasi Secara Masif
itu Penting
Sosialisasi & Edukasi Koperasi Itu Penting |
Ada baiknya rebranding tidak hanya
pada milenial, tapi juga menyeluruh ke semua lapisan masyarakat.
Jangan Lupa 4 Pilar Koperasi
Empat pilar dasar pengembangan dan rebranding
koperasi di era milenial , yaitu :
- Feel feed, kebutuhan anggota koperasi bisa bersifat permanen dan dapat diusahakan pemenuhannya oleh koperas.
- Duel identity, anggota koperasi yang mana pemilik berkewajiban memberikan modal sekaligus pelanggan usaha koperasi.
- Cooperative effect, bahwa berkoperasi memberikan nilai lebih, pelayanan dan penyediaan kebutuhan anggota yang murah, tepat, cepat, dan berkualitas.
- Cooperative education, pendidikan koperasi kepada anggota untuk membangun kebersamaan dalam pemahaman ekonomi.
Bagaimana menurut kamu? Sudah siap
memajukan kembali koperasi di era milenial ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar