Saya
Indonesia, Saya Pancasila
Siapa yang tak pernah
mendengar atau membaca tagline tersebut dari awal Juni kemarin, yang juga
bertepatan dengan hari Kelahiran Pancasila. Dimana sejak tagline tersebut
pertama kali didengungkan oleh orang nomor satu Indonesia, yaitu Bapak Presiden
Ir. H. Joko Widodo. Pengguna media sosial pun ramai-ramai menjadikannya viral
alias booming. Entah itu di facebook, instagram, twitter, maupun blog
masing-masing.
Hadirnya media sosial,
segalanya langsung berubah menjadi muda, cepat, dan serba instan. Dengan kata
lain ada banyak manfaat yang bisa di raih disana. Namun dibalik itu, ada hal
yang perlu diwaspadai. Pertanyaan pun muncul, apakah itu?
Dampak negatif. Ya, sekali
lagi, dampak negatif. Itu yang patut diwaspadai mulai saat ini. Tanya kenapa?
Tanyakan pada diri anda sendiri, apa yang telah anda lakukan di media sosial.
Adakah hal-hal yang menurut hati nurani anda sebenarnya bertentangan, namun
karena niat iseng-iseng atau mengikuti tren, akhirnya dilanggar juga. Dan itu
tidak butuh modal banyak, cukup dengan jempol.
Ya, modal jompel. Dalam
sekali sentuhan, apa yang anda bagikan di media sosial besar kemungkinan akan
menjadi viral. Bahkan dengan adanya media sosial, kecepatan cahaya pun kini
punya saingan. Ya, jempol itu sendiri yang menjadi saingannya. Mau itu hoax,
provokasi, propaganda atau apapun itu, saat ini banyak orang sudah masa bodoh.
Nggak adalagi kroscek, yang penting share, share, dan share tanpa memikirkan
dampak jangka panjangnya.
Melihat hal ini yang sudah
mulai meresahkan, pemerintah pun berinisiatif untuk mengimbanginya. Bagaimana
caranya, salah satunya adalah dengan melibatkan pegiat media sosial, seperti
blogger.
Ngomongin tentang blogger,
hari ini, di Jum’at yang penuh berkah, bersama Kominfo dan berlokasi di Kota
Makassar, diadakan sebuah kegiatan bernama Flash Blogging. Dimana tema yang di
angkat ada hubungannya dengan kalimat pembuka tulisan ini, tepatnya tentang Pancasila
dan dikaitkan dengan hadirnya media sosial di era teknologi seperti saat ini.
“Aktualisasi Nilai-Nilai
PANCASILA Dalam Bermedia Sosial”. Itulah tema yang di ulas hari ini.
Bertempat di Grand Clarion
Makassar, acara #TemuBlogger dibuka oleh Kepala Diskominfo Statistik dan
Persandian Sulsel, Bapak Ir. H. Abdullah, M.Si.
Dalam pembukaannya beliau
mengatakan bahwa di Pemprov SulSel ada sebuah gerakan yang digalakkan, yaitu “Membumikan
Pancasila di Media Sosial”. Sebuah gerakan yang sejalan dengan tema yang
diangkat dalam kegiatan Flash Blogging di Jumat yang berkah ini. Dimana yang
digerakkan adalah para generasi muda, seperti para mahasiswa. Tak Cuma itu
saja, ada juga tagline yang coba diboomingkan, yakni “Santun dan Produktif
di Media Sosial”.
Selain itu, hadir juga
beberapa narasumber dari berbagai disiplin ilmu. Ada DR. Hery Santoso (Kepala
Pusat Kajian Studi Pancasila UGM), Prof. DR. AM. Ghalib (Sekretaris Umum MUI
SulSel), dan Handoko Darta (Salah satu Staf Tim Komunikasi Kepresidenan).
Sebelum acara di mulai,
seperti biasa, diawali dahulu dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk
meransang jiwa nasionalis peserta yang hadir. Setelah itu, untuk menghemat
waktu, para narasumber dipersilahkan menempati tempat yang telah disediakan.
Aktualisasi Pancasila
Dalam Pandangan Seorang Kepala pusat Studi Pancasila UGM
Adapun materi pertama di
awali oleh Bapak DR. Hery Santoso. Materi yang dibawakan tidak jauh-jauh dari
kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan aktualisasi pancasila. Beliau mengatakan
bahwa, Pancasila itu bermula dari budaya, tepatnya di gali dalam budaya kita. Kemudian
setelah pancasila hadir, dalam aktualisasinya dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu :
berbudaya, beragama, lalu berakhir di berbangsa dan bernegara.
Dalam penerapan pancasila
ada banyak tantangan yang dihadapi bangsa ini, dimana khusus untuk dunia media
sosial masuk dalam Proxy War. Seperti pengantar tulisan ini, dampak negatif
dari bermedia sosial akhir-akhir ini udah banyak di kesampingkan. Bahkan kecepatan
jempol sudah menyaingi kecepatan cahaya. Yang penting share, share, dan share.
Dari aktifitas jempol
tersebut, ada hal yang mulai dilupakan. Apa itu? Etika. Dan sadar atau tidak
hal merupakan bagian dari aktualisai nilai-nilai Pancasila.
Sudahkah anda
mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dalam bermedia sosial. Hanya anda yang
tahu jawabannya.
Pancasila, MUI dan Media
Sosial
Usai materi pertama, materi
selanjutnya dari MUI SulSel yang dibawakan oleh Prof. DR. AM. Ghalib. Dalam pandangannya,
apa yang di fatwakan oleh MUI adalah sebagai penguat dari Pancasila, UUD,
Peraturan Presiden, dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana dengan
media sosial yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat era modern seperti
sekarang ini?
Dalam bermedia sosial, hal
yang perlu dilakukan adalah melakukan kroscek dulu atau tayabun sebelum
menshare alias jempol anda bertindak. Kroscek disini bisa melakukan perbandingan
antara berita yang satu dengan yang lain, bisa juga menanyakan kepada orang
lebih mengerti, atau cara yang menurut masing-masing adalah paling mujarab.
Apa gunanya melakukan
tayabun terlebih dahulu? Jawabannya adalah karena jangan sampai kecepatan
jempol mengalahkan nalar berpikir, termasuk di dalamnya attitude atau etika.
Ada baiknya jempol anda
menshare berita yang positif, bernilai ibadah, bermanfaat bagi orang banyak,
tidak menyusahkan diri maupun orang lain. Dan satu hal pasti jangan mengajak
berdebat, karena akan lebih banyak berujung pada hal negatif. Jika sudah
demikian, lebih baik diam.
Aktualisasi Nilai-Nilai
Pancasila Dalam Bermedia Sosial Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, media
sosial menjadi wadah untuk mengajak masyarakat melakukan hal positif,
menunjukan kepada masyarakat seperti inilah tingkatan kerja pemerintah, dan
masih banyak lagi. Dengan kata lain, inilah salah satu cara pemerintah untuk
lebih dekat dengan rakyatnya, termasuk untuk melakukan sosialisasi. Kurang
lebih seperti itulah yang saya tangkap dari yang disampaikan oleh Bapak Handoko
Darta.
Ada banyak yang telah
dilakukan pemerintah, dimana semua kinerjanya bisa kita lihat dalam website
bernama www.kerjanyata.id atau bisa juga di www.presidenri.go.id/bulusukan.
Dalam pandangan
pemerintah, daripada meladeni mereka yang nyinyir sana sini, lebih baik
menunjukkan hasil kerja nyata dan berbagi semangat positif. Dan itu adalah
bagian dari aktualisasi nilai-nilai pancasila.
So... sudahkah anda
mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila dalam bermedia sosial? Sudahkah anda
membumikan pancasila di media sosial? atau sudahkah anda santun dan produktif
di media sosial?
Saya Indonesia, Saya Mencintai Pancasila. Bagaimana dengan anda?
#Pancasila #TemuBlogger
Mantap gan!
BalasHapusHahahaha...
Hapus