Minggu, 10 Mei 2020

Bosan Ramadan #DiRumahAja, Atasi dengan Cara Seru Ini

Ramadan #DiRumahAja

Ramadan, bulan yang spesial, tidak hanya bagi umat muslim, tetapi juga untuk seluruh warga Indonesia.

Di tanah air, Ramadan bukan sekadar momen religious, tapi juga momen kultural. Biasanya, malam saat puasa perdana akan menjadi salah satu malam tersibuk. Pawai kendaraan takbiran membuat jalanan semakin ramai. Dentuman petasan menggema di mana-mana. Kembang api tak kalah melukis langit. Dan dapur-dapur tak ketinggalan mengepulkan asap dari wanginya menu yang disiapkan.

Dengan kata lain, Ramadan adalah kemeriahan, serupa menyambut seorang tamu dari jauh yang datang membawa banyak rejeki.

Ramadan #DiRumahAja

Namun… Ramadan tahun ini menjadi berbeda. Semuanya jadi serba terbatas dan harus tetap di rumah masing-masing jika tidak ada kebutuhan mendesak. Tak ada lagi pasar kaget, reunian, apalagi buka bersama. Sebuah tantangan yang mesti dihadapi dengn arif meski ada rindu yang menggebu-gebu, perasaan sedih hingga kehilangan di dalamnya.

Untuk pertama kalinya sepanjang hidup saya dan mungkin juga kalian, Ramadan yang telah di nanti-nanti sejak 11 bulan lalu berubah drastis dari tahun-tahun sebelumnya.

Ya, sejak pandemic itu menyebar hingga ke tanah air dan menyebabkan suasana penuh keprihatinan, tidak ada pilihan lain selain menjalankan Ramadan #DiRumahAja.

Satu Langkah Kecil Bisa Menyelamatkan Ribuan Jiwa

Sore itu, dari teras rumah bersama si kecil dibuat takjub oleh senja yang begitu indah di ufuk barat. Dari kejauhan, sayup-sayup adzan magrib terdengar mengalun dengan merdu. Iramanya yang menyentuh dan menyayat hati membuat tubuh ikut bergetar. Air mata pun menetes meski sudah mencoba untuk tetap tegar.

Dalam hati hanya bisa berdoa, “Pak, bu, tahun ini anakmu tidak bisa pulang kampung lagi!”

Pandemic Covid-19 membuat semuanya berubah, tak terkecuali rencana untuk pulang kampung tahun ini. Dan saya tidak mau jadi manusia yang egois. Karena saya juga tidak ingin tertular, apalagi sampai menularkan virus mematikan itu kepada keluarga. Jangankan Covid-19, mendengar penjelasan dokter laboratorium penyakit infeksi dimana tempat proyek yang saya awasi berada tentang bahaya jika virus polio bocor dari Lab saja sudah membuat takut.

Lebih baik saya memilih menyimpan rasa rindu. Bukan saja sampai Ramadan berlalu, tapi sampai benar-benar pemerintah menyatakan aman, mutasi virus itu sudah melemah dan tentu sudah ada vaksinnya.

Jangan untuk pulang kampung, urusan shalat di masjid dan bercengkrama dengan warga disini saja untuk sementara berkurang drastis. Saya lebih memilih melakukan semuanya #DiRumahAja, demi menjaga diri dan keluarga agar tetap sehat serta jauh dari wabah menakutkan itu.

Bukan apa-apa, sejak pertama kali wabah ini muncul di Wuhan dan hingga kini dinyatakan sebagai pandemic global, kematian demi kematian pun meningkat setiap harinya. Bukan lagi 1 atau 2 oang, tapi sudah sampai puluhan ribu.

Menjalankan ibadah, termasuk Ramadan #DiRumahAja mungkin hanyalah sebuah langkah kecil. Tapi ditengah pandemic yang entah kapan berakhir bagi saya adalah pilihan yang paling realistis.

Setidaknya, lewat langkah kecil ini saya ikut mendukung dan juga patuh akan anjuran pemerintah serta ulama dalam usaha memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dan bisa jadi yang ikut terselamatkan bukan saja diri sendiri dan keluarga, tapi juga ribuan nyawa lainnya yang tidak kita kenal.

Ramadan #DiRumahAja Tetap Seru dengan Cara Ini

Jujur saja, sejak pertama kali di umumkan oleh Presiden bahwa sudah ada warga Negara Indonesia yang terjangkit virus ini, saya langsung parno dan panik. Pikiran saya langsung tertuju pada proyek yang saya awasi.

Ya, proyek yang saya awasi tak lain dan tak bukan adalah gedung yang bakalan menjadi gudang segala virus, termasuk Covid-19. Dimana gedung ini adalah bagian dari Laboratorium Penyakit Infeksi milik Kemenkes. Dan satu-satunya BSL3 yang ada di Indonesia.

Untungnya, dari hari ke hari informasi positif serta motivasi terus disampaikan oleh pemerintah. Sehingga meski ada informasi bahwa yang tertular bisa saja tanpa gejala alias sehat selama masa inkubasi 14 hari virus, selama pikiran positif dan tahu cara menghindarinya, kemungkinan terjangkit virus Covid-19 pun sangat rendah.

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia,

“Jika kita marah, sedih, cemas, dan tertekan maka otak akan mengeluarkan hormon noradrenalin, yakni hormon beracun yang melemahkan fisik, gampang sakit, cepat tua dan cepat mematikan syaraf”, kata Wiene Dewi.

Yang jadi pertanyaan sekarang. Apa nggak bosan kalau selama Ramadan #DiRumahAja?

Sedangkan bagi sebagian orang Indonesia, berdiam diri dirumah adalah sesuatu yang nggak biasa. Yang ada bukan sehat tapi malah bisa jadi sakit.

Nah, bagaimana saya mengatasi rasa bosan saat menjalankan Ramadan #DiRumahAja? Berikut beragam aktivitas seru yang saya lakukan :

Melakukan Banyak Hal Bersama-Sama

“Tak ada suatu kejadian yang tak ada hikmah dibaliknya”.

Sejak ada Covid-19, saya lebih banyak berada dirumah bahkan sebelum keputusan diberlakukan WFH keluar, saya sudah melakukannya lebih dulu. Dan itu artinya kebersamaan dengan keluarga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Padahal dalam suasana normal, hal seperti ini sulit sekali didapatkan.

Ya, hikmah dari adanya Covid-19, saya menjadi suami sekaligus ayah yang selalu ada buat keluarga. Membantu meringankan pekerjaan istri, misalnya bersih-bersih rumah, mencuci piring dan pakaian, memasak, hingga memandikan dan mengganti popok anak. Bahkan ketika istri tetap kerja karena tidak ada WFH, baik dinas pagi, siang dan malam, maka semua pekerjaan saya lakukan sendiri.

Dari kebiasaan itu, saya jadi lebih dekat dengan anak dan tidak ada lagi drama menitipkan anak ke tetangga atau babysister yang mau menjaganya.

Selain itu, selama Ramadan #DiRumahAja meski nggak tiap hari, saya dan keluarga juga melakukan aktivitas lain seperti ibadah bersama. Misalnya mengaji, menyiapkan menu sahur dan berbuka, olahraga di taman nggak jauh dari rumah setiap pagi dan sebagainya.

Dan yang paling disukai istri adalah ketika berolahraga ke taman bersama jagoan kecil kami. Disana dia suka duduk di ayunan sambil memerhatikan saya dan jagoan kecil memutari lapangan dengan teriakan khas si kecil saking senangnya.

Menonton Bersama

Meskipun menjadi bulan penuh berkah, bukan berarti sehari-hari saat menjalani puasa tidak boleh bersantai. Untuk menemani saat-saat rileks, menonton bersama menjadi pilihan seru kami.

Nah, dalam urusan menonton kami punya 3 pilihan, yakni lewat laptop, smartphone dan TV. Dari ketiga pilihan tersebut, jagoan kecil kami lebih suka media smartphone. Ya, seperti anak-anak generasi z pada umumnya. Tak lengkap jika tak menonton youtube, bahkan mau makan pun harus sambil nonton youtube.

Melihat hal ini, akhirnya saya pun berinisiatif membeli tripod mini yang bisa buat smartphone. Setelah searching di https://shopee.co.id dengan keyword “Tripod Mini Untuk Smartphone”, terharganya murah bangad. Masih dibawah 200 ribu-an, bahkan yang saya beli harganya malah dibawah 50 ribu-an.

Ya, harga semurah itu bisa kamu dapatkan selama bulan promosi seperti sekarang, karena lagi ada Big Ramadan Sale di Shopee.

Tripod Mini Hasil berburu di Shopee Big Ramadan Sale (Dok. Pri)

Dengan adanya tripod mini yang saya beli, menonton video di youtube selama Ramadan #DiRumahAja tidak jadi melelahkan lagi. Tangan dan leher tidak lagi kaku, serta jagoan kecil kami tidak lagi terlihat seperti orang lagi tafakur.

Berburu Koin hingga Main Game Shopee Tanam Bersama

Hal yang paling menyenangkan selama Ramadan #DiRumahAja adalah memainkan game Shopee Tanam. Selain menghibur, koin Shopee yang berhasil dikumpulkan bisa digunakan untuk berbagai hal. Seperti hari ini, koinnya saya gunakan untuk mengurangi biaya kirim saat belanja baju muslim di #ShopeeDariRumah.

Selain koin, ada voucher hingga donasi beras yang bisa dipilih di game ini. Nantinya, hasil “Pohon Beras Donasi” yang berhasil dipanen oleh Shopee akan didistribusikan lewat BAZNAS kepada mereka yang membutuhkan. Keren kan!

Tak Cuma itu saja, ada banyak hiburan lain juga, seperti Shopee Live. Di dalamnya ada streaming live dari para tenan, hingga giveaway dengan hadiah yang wow.

Tetap Terkoneksi dengan Keluarga Besar di Kampung

Ilutrasi Video Call (Sumber : IG Kamadig-nusantara)

Karena tahun ini lagi-lagi saya tidak bisa pulang kampung, selama Ramadan #DiRumahAja saya tetap menjaga koneksi dengan keluarga. Sebagai pengobat rindu, biasa saya menelpon mereka. Kadang juga lewat video call jika mereka sedang berkunjung ke rumah kakak. Saya paling senang jika sudah video call. Karena selain bisa melihat mereka dalam keadaan sehat, juga sekaligus bisa memperkenalkan wajah mereka pada jagoan kecil kami alias cucu mereka.

Dan selama pandemic Covid-19, ayah dan ibu saya paling sering menanyakan keadaan kami di pusat episentrum Covid-19 ini.

Mengembangkan Soft Skill

Upgrade Soft Skill, Belajar Rendering Via Sketchup (Dok. Pri)

Selama anjuran WFH dan Ramadan #DiRumahAja, saya juga berusaha untuk mengasah kemampuan lain. Misalnya terus belajar mengembangkan kemampuan menggunakan soft skill agar ke depan tidak tertinggal jauh dari generasi yang melek teknologi. Misalnya terus belajar mengembangkan teknik olah visual design hingga menghasilkan desain yang lebih hidup dan bernilai. Juga mengasah kemampuan berkomunikasi yang bagi saya masih kurang.

Dan sebagai hiburan tambahan, saya juga masih sesekali mengecek perkembangan blog yang saya kelola. Hobby yang mulai saya tekuni sejak tahun 2014 lalu.

Jangan Lupa Bahagia

Ramadan #DiRumahAja bukanlah akhir dari segalanya. Memang, setiap orang pasti punya gaya yang berbeda-beda. Tapi, pastikan semuanya bisa membuat bahagia meski segalanya serba terbatas. Karena dengan jiwa dan raga yang bahagia, imunitas tubuh akan tetap terjaga dan tidak mudah tertular virus Covid-19 yang mematikan itu.

Sama seperti kalian, saya pun berharap pandemic ini segera berakhir karena masih ada banyak hal yang meski harus dicapai. Anggap saja ini sebagai peringatan untuk kita semua agar tidak lupa kepada-NYA.

Terakhir, selama Ramadan #DirumahAja “Jangan Lupa Bahagia”. Kalau masih bingung caranya, ke Shopee aja. Dijamin bisa membuat kamu bahagia.

Artikel ini diikutsertakan dalam Kontes Blog #THRBigRamadhanSale2020 Bersama Shopee

6 komentar:

  1. Hikmah Ramadhan di tengah pandemi:
    1. Selalu dekat dgn keluarga
    2. Punya banyak waktu untuk mengaji
    3. Punya banyak upgrade skill
    3. Punya banyak waktu untuk bermain edukasi bersama anak dan istri
    Dan masih banyak hikmah lainnya.

    Semoga pandemi ini segera berakhir sehingga kita bisa beraktifitas seperti sedia kala. Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, corona juga membawa hikmah bagi kita semua. Semoga segera berakhir agar kehidupan berjalan normal kembali.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih kembali, semoga membawa manfaat sharing sederhana dari saya.

      Hapus
  3. Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil, kita bisa lebih dekat dengan keluarga dan belajar sabar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, selalu ada hal positif dibalik setiap kejadian.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...