Karena Pendidikan Juga Butuh Perencanaan. Disadur dari tulisan saya di akun Kompasiana.
Menurut
UUD 1945 pasal 31 ayat 2, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya. Hal tentu itu sudah dilakukan oleh
pemerintah seperti adanya dana BOS dan semacamnya, tapi kita semua tahu bahwa
ada biaya-biaya lain yang mana harus ditanggung sendiri, dalam hal ini oleh
orang tua didik. Biaya-biaya lain yang di maksud antara lain seperti pungutan
tambah yang bentuknya bisa beragam tergantung masing-masing sekolah, atau bisa
juga karena disebabkan oleh belum meratanya kebijakan pemerintah dalam
penyelenggaraan pendidikan di negeri tercinta Indonesia.
Biasanya,
masalah ini selalu menjadi pekerjaan rumah setiap tahunnya dan yang menjadi
korbannya tak lain adalah generasi penerus bangsa yang punya mimpi tinggi untuk
diwujudkan. Padahal para generasi penerus bangsa ini di masa mendatang di
harapkan bisa mewujudkan Indonesia Emas (100 tahun kemerdekaan Indonesia) dan
mampu kekuatan baru untuk bangsa ini. Namun apa daya, hingga saat ini masih ada
sekat menghalangi misi sekaligus impian tersebut. Dan sekat itu tak lain adalah
biaya pendidikan yang “mahal” dan setiap tahunnya mengalami peningkatan
rata-rata sebesar 15%. Sungguh jumlah yang besar bukan jika dihitung.
Membengkaknya
biaya pendidikan hingga saat ini masih menjadi PR buat pemerintah dan
masyarakat berharap segera dibenahi. Karena jika terus dibiarkan biarkan
berlarut-larut, bukan tidak mungkin korbannya akan semakin bertambah, khususnya
di kalangan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Padahal kita semua
tahu, mereka juga ingin anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan. Yah,
setidaknya sampai tamatan SMA.
Tidak
bisa di pungkiri, masalah ekonomi memang selalu menjadi hal utama yang
menghambat impian dan susahnya para orang tua dengan ekonomi menengah ke bawah
untuk mewujudkan cita-cita anak mereka. Saking begitu sensitifnya, masalah
ekonomi bisa mempengaruhi aspek lainnya. Namun demikian, bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasi
masalah ini. Salah satunya yang perlu dilakukan sedini mungkin adalah perlunya
perencanaan yang matang. Karena jika terlambat dan salah sedikit saja, maka
masa depan anak-anak kita akan menjadi taruhannya.
Siapa
sih yang nggak pengen anaknya terjamin pendidikannya? Tentu semuanya mau kan.
Maka dari itu, buat calon dan juga yang sudah jadi orang tua, belajar untuk
peka akan pendidikan anak anda. Buanglah jauh-jauh pikiran sesat anda yang
sering beranggapan bahwa pendidikan itu sifatnya hanyalah jangka pendek. Karena
yang namanya pendidikan pasti feed back-nya untuk jangka panjang
dan itu adalah untuk masa depan.
Dalam
merencanakan pendidikan sejak dini, sebaiknya di diskusikan bersama dalam
keluarga. Kemudian setelah mulailah membuat rincian kebutuhan anda, dari
kebutuhan pokok (primer) hingga kebutuhan tersier yang di dalamnya termasuk
biaya pendidikan anak. Namun biar tidak kolaps, rempong atau apalah istilahnya
bagi anda yang memiliki lebih dari satu anak, tidak ada salahnya memasukkan Asuransi
Pendidikan dalam perencanaan tersebut. Misalnya dengan memilih Asuransi
Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera.
Logo AJB Bumiputera via icla.bosmobil.com |
Ngomongin
tentang Bumiputera, saya teringat kembali akan masa 20 tahun silam. Dimana kala
itu, satu-satunya asuransi pertama yang saya kenal adalah Bumiputera dan
itu lewat bapak saya yang kebetulan adalah seorang PNS (Guru) di daerah
terpencil bernama Desa Kahianga yang terletak di Kepulauan Tukang Besi
(sekarang WaKaToBi).
Waktu
itu, sebagai seorang anak yang akrab bangad dengan orang tua (bapak), saya
sempat bertanya seperti ini : “Kenapa sih harus pakai asuransi, buang uang
saja? Mending dipakai buat beli baju baru, permen atau apa kek. Dan kenapa sih
harus pakai Bumiputera, memangnya tidak ada asuransi lain? Ketika itu
bapak saya sempat menjelaskannya kepada saya, namun sayangnya saya malah
bingung sendiri, bengong dan tidak mengerti apa yang dijelaskan.
Kini,
setelah 20 tahun berlalu, saya kembali mendengar nama Bumiputera saat mengikuti
acara nangkring yang diadakan oleh Kompasiana dan Bumiputera di Hotel Santika
Makassar, tepatnya di lantai 11. dari acara nangkring tersebut, saya akhirnya
paham dan pertanyaan saya yang dulu terjawab dengan sendiri. Tentunya saya
tidak pusing, bengong, dan bingung seperti dulu lagi.
Kenapa
Bumiputera?
Sebuah
pertanyaan klasik, namun tidak ada salahnya untuk dijawab. Kenapa? Karena
Bumiputera merupakan perusahaan pertama nasional bukan milik perseorangan atau
PT yang dibangun 104 tahun lalu atau tepatnya 12 Februari 1912 di Magelang,
Jawa Timur. Sehingga dari segi kinerja, kuantitas dan kualitas sudah psti tidak
diragukan lagi. Terbukti, meski negeri ini sudah berapa kali di landa krisis
termasuk terakhir tahun 2008, Bumiputera tetap bisa berjalan dan bertahan hingga
saat ini, kata Ibu Ana Mustamin (Narasumber Kompasiana Nangkring Bareng
Bumiputera di Makassar).
Masih penjelasan
dari Ibu Ana Mustamin. Selain itu, yang membuat Bumiputera bisa bertahan lebih
dari satu abad, mampu menangkis segala serangan atau boleh dikata seleksi alam,
karena Bumiputera berpegang pada tiga asas, yakni idealisme, profesionalisme
dan mutualisme. Ketiga asas ini kemudian dipadukan untuk menghadapi tantangan
masa depan dan hingga hari ini menjadi kekuatan utama Bumiputera.
Mas Isjet & Ibu Ana Mustamin, dok. Pribadi |
Apa itu
asas mutualisme? Yaitu menjadikan para pemegang calon atau pemegang polis
sebagai pemegang saham, sehingga membuat setiap orang merasa memiliki dan
bertanggungjawab untuk mendapatkan keuntungan baik untuk diri sendiri ataupun
demi keberlanjutan organisasi. Dan seperti yang dijelaskan di acara nangkring
Sabtu, 27 Agustus 2016, Bumiputera dibangun dengan modal nol dan benar-benar
mengandalkan sokongan bersama kemudian di kelola dan dipertahankan hingga hari
saat ini.
Hal
lainnya yang bisa didapatkan di Bumiputera adalah keanggotaannya tidak mengenal
batas usia bahkan sekat strata sosial. Ini menggambarkan karakteristik “Bhineka
Tunggal Ika” dan sampai saat ini tetap terawat dan awet.
Hanya
itu saja? Oh... tentu saja tidak. Banyak hal yang bisa kamu temukan di
Bumiputera, karena Bumiputera memiliki beragam produk asuransi potensial. Mulai
untuk kaum muda maupun yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan,
seperti Asuransi Mitra Prima, Asuransi
Pendidikan Mitra Beasiswa, Asuransi Pendidikan Mitra Cerdas, dan Asuransi Mitra
Iqra (Syariah).
Asuransi
Mitra Prima. Produk ini menjamin kebutuhan dasar (primer)
dari program asuransi yakni perlindungan, tabungan saat program berakhir serta
warisan bila tertanggung meninggal dunia atau mengakhiri program. Produk ini
disiapkan untuk mengantisipasi dua situasi :
- Jika Anda sebagai tertanggung dapat menyelesaikan program asuransi hingga akhir kontrak, maka Anda akan menerima akumulasi dari nilai pertanggungan yang disepakati.
- Jika kontrak harus berakhir di tengah jalan karena kematian, ahli waris yang Anda tunjuk akan menerima santunan sebesar uang pertanggungan seperti yang tercantum di dalam polis.
Asuransi
Pendidikan Mitra Beasiswa.
Merupakan program asuransi yang menjamin pembiayaan
pendidikan anak sepenuhnya, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi, terlepas dari perubahan keadaan keuangan. Asuransi ini juga disediakan
dalam mata uang rupiah. Mitra Beasiswa dirancang khusus untuk menjadi mitra
anak dalam pendidikan, memastikan anak-anak Anda secara teratur mendapatkan
uang yang mereka butuhkan untuk melanjutkan pendidikan mereka. Masa depan
anak-anak juga terlidungi karena program ini dirancang untuk memastikan agar
mereka tetap mendapatkan dana beasiswa hingga mereka lulus, walaupun jika orang
tua mereka meninggal dunia.
Keuntungan dan
manfaat dari Mitra Beasiswa antara lain :
- Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang dibayarkan secara bertahap, sesuai dengan tingkat usia anak, baik Tertanggung hidup atau meninggal dunia.
- Dana Beasiswa anak, dibayarkan pada saat periode asuransi berakhir, baik tertanggung masih hidup atau meninggal dunia.
- Santunan meninggal dunia sebesar 100% dari uang pertanggungan.
- Bebas premi bagi polis jika Tertanggung meninggal dunia.
- Pengembalian simpanan premi bagi polis saat tertanggung meninggal dunia jika premi dibayarkan secara penuh setelah jumlah premi diperhitungkan.
- Hak untuk mendapatkan Reversionary Bonus, jika Tertanggung meninggal dunia, penebusan polis, atau habis kontrak.
Asuransi
Pendidikan Mitra Cerdas. merupakan program asuransi dalam mata uang rupiah yang menyediakan biaya
pendidikan yang terkait dengan investasi. Sehingga, dana yang dirancang untuk
biaya pendidikan akan meningkat sejalan dengan hasil investasi.
Mitra Cerdas dirancang secara khusus untuk
mengembangkan dana yang di alokasikan untuk pendidikan anak. Berbeda dengan
asuransi pendidikan pada umumnya yang hanya menawarkan perlindungan dan
tabungan, program ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil investasi
yang kompetitif dari premi asuransi yang di bayar.
Keuntungan dan
manfaat menggunakan program asuransi Mitra Cerdas antara lain :
- Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang dibayarkan secara bertahap sesuai dengan tingkat usia anak-anak, baik Tertanggung hidup atau meninggal dunia.
- Jaminan perolehan hasil investasi sebesar 4,5% per tahun dari akumulasi premi tabungan.
- Tambahan hasil investasi jika dana investasi yang diperoleh AJB Bumiputera 1912 melebihi hasil investasi yang dijamin pada poin 2.
- Santunan kematian 100% dari Uang Pertanggungan. Bebas premi bagi polis untuk Tertanggung yang meninggal dunia.
- Pengembangan investasi sebagaimana dinyatakan pada butir 2 dan 3 untuk Dana Kelangsungan Belajar (DKB), yang tidak dapat diambil pada saat jatuh tempo.
- Jika Pemegang Polis menghendaki, setelah tertanggung meninggal dunia, polis dapat diakhiri dengan penarikan Dana Kelangsungan Belajar (DKB) sekaligus, tanpa mengurangi hak-hak lain yang diuraikan sebelumnya pada butir 2, 3 dan 4.
Asuransi
Mitra Iqra (Syariah). Merupakan program asuransi dalam mata uang rupiah didasarkan pada Syariah
dan dirancang untuk memberikan perlindungan dan membiayai pendidikan bagi anak-anak
hingga akhir pendidikan mereka. Tak hanya itu saja, dengan Asuransi Mitra Iqra
Plus, calon nasabah bukan hanya mempersiapkan dana pendidikan, tetapi juga
melindungi anak-anak jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi
sewaktu-waktu.
So... masih mau nanya, kenapa pendidikan perlu
direncanakan dengan matang? Atau kenapa kita butuh asuransi pendidikan?
Jawabannya sedikit banyak sudah dijabarkan di atas. Namun intinya, “Karena Pendidikan
Juga Butuh Perencanaan” yang matang.
Makassar, 11 September 2016
Sepupu ku pada pake asuransi pendidikan. Kalo aku punya anak nanti belom tau mau pake apa enggak. Heheh. :p
BalasHapusKembali lagi kemampuan dan keinginan masing-masing. Tapi tidak ada salahnya untuk ikut asuransi biar ke depannya tidak kaget dan ada biaya cadangan saat biaya pendidikan semakin tinggi.
HapusTerima kasih untuk pemberitahuannya, tapi sayang saya bukan penyuka dunia judi (online atau offline).
BalasHapus