Senin, 12 Oktober 2015

Karena Kompasiana, Aku Bertemu Dengan Orang-Orang Hebat

Baju Kompasiana (Sumber : www.grazera.com)

Apa sih enaknya menulis? Terus kalau sudah menulis, siapa yang akan membacanya? Apa manfaatnya untuk jangka pendek dan panjang? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain yang muncul sebelum aku mengenal bahkan sampai kecanduan dengan dunia menulis seperti sekarang ini.

Jika di pikir-pikir kembali, begitu konyolnya aku. Kok bisa, pertanyaan-pertanyaan itu muncul. Pertanyaan yang membuatku jadi senyum-senyum sendiri ketika mengingatnya kembali, bahkan merasa seperti orang yang paling bodoh sedunia.Tapi disisi lain aku juga merasa senang, karena berkat pertanyaan-pertanyaan tersebut aku jadi tahu bahwa menulis itu menyenangkan, banyak manfaatnya baik untuk jangka pendek maupun panjang, dan pasti akan ada orang yang baca. Yang perlu dilakukan yakni terus menulis, menulis, dan menulis, karena cepat atau lambat pembaca akan datang dengan sendirinya. 

Lalu muncul pertanyaan lagi, dimana aku belajar dan mengenal dunia tulis menulis? Jawabannya tak lain dan tak bukan adalah Kompasiana 


Logo Lama Kompasiana (www.kompasiana.com)

Jujur saja, sebelum mengenal Kompasiana, dalam benak ini dipenuhi pertanyaan-pertanyaan konyol mengenai dunia tulis menulis seperti yang aku ungkapkan di awal tulisan ini. Untungnya pertanyaan-pertanyaan tersebut gak butuh waktu lama untuk dijawab. Jawaban yang aku maksud yakni ketika salah satu saudara (sepupu) terpilih sebagai pemenang lomba menulis di Kompasiana. Aku yang begitu penasaran dengan dunia menulis, akhirnya membuat akun di Kompasiana dan mulai belajar menulis.

Siapa sangka berkat hal itu juga, menulis menjadi hobi baru yang aku tekuni sampai sekarang dan bisa dibilang membuatku bagai orang kecanduan. Bahkan seiring berjalannya waktu dan hanya dengan modal menulis, aku telah bertemu dengan orang-orang hebat. Kurang lebih seperti itulah anggapan dari seorang bocah kampung seperti aku ini. 

Karena Kompasiana, Aku Bisa Kenal Mas Nurulloh 

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya Maret 2015, Kompasiana yang bekerjasama dengan Kompas mengadakan event Kompas Kampus di 5 kota besar di Indonesia. Dari 5 kota besar tersebut, Makassar menjadi salah satu kota yang dipilih. Dimana acaranya sendiri diadakan di kampus Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Sebagai seorang Kompasianer, aku pun tidak mau ketinggalan acara tersebut. Dengan bermodal paket internet gratisan, aku segera mendaftar secara online dan mengikuti semua syarat-syarat sesuai dengan yang ditentukan. Gak butuh waktu lama, aku pun terdaftar sebagai salah satu peserta.

Singkat cerita, waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pagi itu aku datang satu jam sebelum acara dimulai dengan harapan tidak ketinggalan dan bisa mendapatkan kursi paling depan. Sesampainya di Kampus UNHAS, ternyata peserta sudah banyak dan harapan untuk mendapatkan kursi paling depan pupus susah karena aku mendapatkan antrian hampir paling akhir. Apalagi hari pertama acara penjagaan begitu ketat dari aparat dan Paspampres, mengingat salah satu narasumber yang hadir adalah orang nomor 2 RI, yakni Jusuf Kalla.

Dokumen Pribadi

Lalu bagaimana aku bisa bertemu dengan mas Nurulloh? Waktu itu, kalau tidak salah ingat mas Nurulloh menjadi salah satu pemateri juga. Nah... usai mas Nurulloh mengisi materi dan mumpung acara utama belum di mulai, aku menyempatkan untuk keluar sebentar. Untuk mengisi waktu, aku menyempatkan untuk melihat-lihat barang-barang yang di pamerkan di booth yang berada lantai dasar. Saat itu aku sedang asyik melihat baju “kriko”, tiba-tiba mas Nurulloh muncul sekaligus memperkenalkan diri dan memberitahukan bahwa akan ada lagi lagi acara bulan berikutnya di Makassar. Tak lupa juga mas Nurulloh meminta saya untuk mendaftar jika berminat.

Bersambung.....

12 komentar:

  1. wah aku blom kedaftar kompasiana mas, tp sejauh ini masi handle blogspot 1 aja ribet heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... saya pertama mengenal dunia menulis malah lewat Kompasiana.

      Hapus
  2. Punya akun juga di kompasiana tp udh lama bgt gak ditengokin :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk, ditengokin lagi Mbak akun Kompasiana-nya.

      Hapus
  3. Saya sampai sekarang belum punya akun kompasiana mas, tapi suka baca2 tulisan teman2 blogger yang nulis di sana. Besok2 mau juga ah nulis di kompasiana ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mas, ikut ramein Kompasiana juga. Di sana banyak lombanya dan banyak orang hebat dalam dunia menulis.

      Hapus
  4. jika demikian ceritanya maka orang paling bodoh sedunia pun bisa bertemu dengan kang Nasrulloh pemateri dari komasiana yah...ih akang yang keren...sedikit ini jadi tambah keren...tapi tetap sedikit kerennya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... kerennya kok cuma sedikit pak. Duh... kaya gimana tuh keren sedikit.

      Hapus
  5. jd pgn merapat ke kompasiana jg nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo merapat, banyak penulis profesional di Kompasiana dan juga blogger hebat.

      Hapus
  6. Selamat mas hebat euy sdh bertemu dg org2 hebat,
    Akun mas di kompasiana apa? segera meluncur tkp ....

    Sambil nunggu lanjutannya, pengalaman seruuuu nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... bisa aja nih Mbak. Masih pemula kok dalam dunia menulis dan belum konsisten.

      Ini nama akun Kompasiana saya : www[dot]kompasiana[dot]com/architectur034

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...