Rabu, 02 September 2015

Kisah Anak Sopir Taksi Yang Jadi Orang Terkaya Dunia


Sopir Taksi (Sumber Ilustrasi : www.news.okezone.com)

Jodoh, rejeki, hidup dan mati sudah ada yang mengaturnya. Tugas kita hanyalah melakukan yang terbaik di setiap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun dan seterusnya. Bahkan bebas milih jalan yang kita inginkan, mau praktis, berkompetisi, atau sama sekali tidak melakukan apa-apa. Toh hasilnya nanti kita sendiri juga yang akan merasakannya. Benar gak!

Namun satu hal yang perlu di ingat, kehidupan berjalan seperti "roda yang berputar". Yang artinya tidak selamanya kita akan berada di atas maupun di bawah. Bisa saja hari ini kita miskin karena tidak melakukan apa-apa, tapi esok lusa tiba-tiba saja rejeki menghampiri dan membuat kita kaya mendadak.

Tapi, perlu di ingat juga bahwa kebanyakan orang sukses di dunia ini berhasil mencapai apa yang mereka impikan karena memiliki tekad yang kuat serta kerja keras. Di mana modal tersebut dijadikan sebagai alat untuk mengubah nasib mereka. Salah satu contohnya seperti yang di alami oleh Sheldon Gary Adelson, seorang pria yang lahir dari keluarga miskin di sebuah pemukiman kota Massachusetts yang kini sukses menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Adelson lahir dari keluarga miskin pada 1933. Ayah Adelson seorang sopir taksi sementara ibunya membuka tempat jahit kecil-kecilan. Saking miskinnya, Adelson harus tidur di lantai sebuah rumah susun di Boston. Sejak usia 12 tahun, Adelson sudah mulai bekerja menjual koran justru di saat anak-anak seusianya sedang asyik bermain.

Melihat masa kecilnya, Sheldon Adelson dibesarkan di Dorchester Boston, Massachusetts sebuah kawasan yang miskin. Kondisi ini sejak kecil telah mendorongnya untuk melakukan sesuatu demi kelangsungan hidupnya. Sejak usianya dua belas tahun ia sudah mulai menekuni bisnis. Bermulai dari sebuah pinjaman dari sang paman sekitar US $200 untuk menjual Koran. Dengan usaha ini ia sudah cukup menikmati keuntungan. Dan selanjutnya ide bisnisnya terus berkembang hingga kini ia telah memiliki sekitar lima puluh jenis bisnis. Dan salah satu yang membawa kontribusi besar terhadap kekayaannya adalah bisnis judi. Saat ini bisnis perjudian di Vegas yang diberi nama Las Vegas Sands merupakan bisnis yang paling mahal.

Selama bertahun-tahun menjadi agen penjualan koran, Adelson akhirnya dapat membangun mesin percetakan sendiri. Dia mulai menjual iklan surat kabar, dan membantu pengusaha-pengusaha kecil go public.

Di awal 1950-an, Adelson masuk perguruan tinggi di New York dan mengambil jurusan keuangan tapi keluar kurang dari dua tahun. Dia lalu bergabung dengan tentara AS dan mulai bekerja sebagai stenografer di Wall Street. Di sana dia mendapat ide untuk membangun kekayaannya. Setelah berhenti jadi tentara, dia mulai terjun ke dunia investasi dan menghasilkan banyak uang.

Pada 1960-an, dia kembali ke kampung halamannya di Boston dan mulai berinvestasi di banyak perusahaan. Caranya berinvestasi patut dipuji dan Adelson terus melebarkan sayap bisnisnya. Akhirnya ia sukses membangun sejumlah bisnis dan mengembangkan perdagangan komputer, COMDEX. Dia lantas membangun resort kasino di Las Vagas dan Asia.

Anak si sopir taksi ini kini telah menjadi pemilik perusahaan kasino terbesar di dunia, Las Vegas Sands. Dia juga terjun ke dalam bisnis properti dan memiliki sejumlah condo dan hotel. Begitulah kisah Sheldon Gary Adelson, anak miskin yang kini telah menjadi salah satu miliarder terkaya di dunia. Hartanya? Jangan ditanya, kini total kekayaan Adelson telah mencapai US$ 31,4 miliar atau kurang lebih Rp 439,6 triliun (Kurs: Rp 14.000/US$).

Sheldon Adelson menjalani bisnis hingga usia tua ini menandakan bahwa ia sangat menghargai waktu. Menghargai waktu dalam berbisnis merupakan syarat penting menuju sukses. Semua waktu yang dimiliki digunakan dengan efisien mungkin sehingga semua waktu yang ada terisi dengan maksimal. Setelah waktu terisi, maka selanjutnya yang harus dipertimbangkan adalah menjadi yang terbaik. 

Kenapa harus menjadi yang terbaik? Karena tanpa niat untuk menjadi yang terbaik, apa yang di impikan akan lama atau susah diwujudkan. Selain itu, dengan berusaha untuk menjadi yang terbaik, maka secara tidak langsung akan mendorong kepercayaan diri bahwa sebenarnya diri anda mampu melakukannya. Namun harus di ingat, untuk menjadi yang terbaik harus pandai membaca peluang serta tidak takut mengambil resiko. Sedangkan untuk mengurangi dampak resiko yang akan di hadapi, anda jeli dan peka dalam melihat setiap peluang yang ada sehingga kesuksesan pun akan mengikuti.

Semoga bermanfaat!

Makassar, 02 September 2015

Sumber Referensi Tambahan :
Facebook Orang-Orang Sukses

28 komentar:

  1. peluang untuk sukses tentunya sangat banyak, tergantung bagaimana kita untuk menekuninya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, semuanya kembali lagi ke diri masing-masing.

      Hapus
  2. memang betul apa yang ditulis mbak Alya dan juga tergantung dari usaha serta fokus kita dalam pekerjaan yang dilakukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu dia. Salah satu yang perlu diperhatikan juga adalah harus bisa fokus pada apa yang sedang di kerjakan.

      Hapus
  3. Bener bagi pebisnis waktu adalah uang
    Krn di tiap detiknya ada peluang.,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... istrinya pengusaha membenarkan nih. Kapan-kapan boleh donk dibagi ilmunya juga. Hehehe... kentara bangad ngarepnya.

      Hapus
  4. disini banyak sekali inspirasi hebat untuk meraih kesuksesan mas, saya jadi bersemangat untuk bisa menyusul jejaknya nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mas, semangatnya terus. Siapa tahu saja mas selanjutnya yang jadi orang sukses.

      Hapus
  5. Iya kisah yang inspiratif nih mas timur.. mantabs.. memang kesuksesan gak akan jatuh langsung dari langit ya, butuh upaya kerja keras, kemauan, dan lain sebagainya, dan kesuksesan gak pandang bulu kayaknya ya.. Siiipp Mas Timur.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mereka yang sukses gak langsung jadi orang sukses dan kaya seketika. Semuanya masih melewati berbagai rintangan dalam mencapai kesuksesan.

      Contohnya seperti pemilik Honda, ia mengatakan bahwa "Jangan lihat kesuksesanku hari ini, karena itu hanya 1% saja dan sisanya 99% adalah usaha, kerja keras dan lain sebagainya yang pada akhirnya sampai kepada tahap ini (sukses)".

      Hapus
  6. Wah... Pagi2 menikmati inspirasi ini jadi semangat lagi untuk kembali menemukan tujuan hidup yang sempat terlupa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus semangat terus pak, gak ada kata pantang menyerah atau pun berhenti berjuang.

      Hapus
  7. banyak sekali sebenarnya cara kita menjadi sukses ya...tergantung dari semangat dan niat yg ada pd diri seseorang saja :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju Mbak Dwi Puspita, semua kembali lagi pada kemauan, semangat dan niat dari masing-masing pribadi.

      Hapus
  8. intinya, gunakan waktu sebaik mungkin :)
    kalau ada kemauan dan semangat yang kuat, pasti akan ada jalan keluar untuk menggapai sukses itu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bangad, waktu harus digunakan dengan sebaik mungkin.

      Hapus
  9. Inspiratif sekali. Bahwa ukuran kesuksesan bukan warisan tapi kemauan,kerja keras juga pantang menyerah dari dlm diri individu

    BalasHapus
  10. Agar sukses kita memang harus bekerja keras, sebagai seorang blogger jika ingin sukses pun harus seperti itu

    BalasHapus
  11. dengan kita mempunyai semangat dan niat yang tinggi pasti kita akan sukses ya mas :)

    BalasHapus
  12. Salut sekali Sheldon Gary Adelson... berawal dari menjual koran bisa menjadi orang terkaya di dunia. Semoga kita bisa mengambil inspirasi dari kisah orang kaya ini... semua ngga ada yang mustahil, jika ada kemauan, jalan sukses akan di raih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga saja begitu, kita sebagai pembaca bisa ikut terinspirasi dan termotivasi akan kisahnya.

      Hapus
  13. kadang kondisi susah membuat orang semakin cepat untuk bertindak dan bekerja semakin keras

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar, terkadang kondisi tertentu memberikan andil besar dalam mengubah sikap seseorang.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...