Kamis, 09 Juli 2015

Halal bi Halal, Wadah Untuk Memperkokoh dan Mempererat Tali Silaturahmi

Halal Bi Halal
Halal bi Halal adalah sebuah tradisi saling meminta dan memberi maaf, atau dengan kata lain sebagai ungkapan saling maaf memaafkan satu sama lain.

Bagi masyarakat Indonesia, Hari Raya Idul Fitri dan Halal bi Halal di ibaratkan dua mata sisi uang yang tak bisa di pisahkan, di mana keduanya saling melengkapi satu sama lain. Di mana Hal bi Halal merupakan sebuah tradisi dari hasil kreatifitas masyarakat Muslim Tanah Air yang bermula dari sebuah kegiatan ritual keagamaan dari pemeluk agama Islam di Indonesia sendiri.

Katanya, Halal bi Halal merupakan produk asli Indonesia, baik dari sisi penamaannya maupun cara pelaksanaannya. Sehingga tak heran jika tradisi ini hanya ada di Indonesia saja. 
 
Ngomongin Halal bi Halal, tentu disetiap daerah memiliki kebiasaan dan cara tersendiri dalam melakukannya. Namun demikian, tujuan dari Hal bi Halal sendiri tetap sama, yakni untuk melebur kesalahan masing-masing dengan saling berbagi maaf satu sama lain tanpa ada lagi sekat yang membatasi.

Di daerah saya, tepatnya Pulau Tomia, Kabupaten Wakatobi, tradisi Halal bi Halal biasanya diadakan di satu tempat sekaligus yang di dalamnya ada khusus untuk setiap desa dan ada pula untuk satu kecamatan. Tujuan yang ingin dicapai adalah agar warga senantiasa saling menjaga dalam Islam, selalu mempererat dan memperkokoh tali silaturahmi antara satu dengan yang lainnya.

Selain untuk mempererat dan memperkokoh tali silaturahmi, banyak hal yang bisa kita petik dari kegiatan Halal bi Halal, di antaranya :

Pertama adalah pembersihan diri dari segala bentuk kesalahan. Ibarat pemudik yang pulang ke kampung halamannya setelah sekian tahun merantau ke negeri seberang. Dalam perjalanan itu tidak sedikit di isi dengan kesalahan, misalnya lupa salat, tidak menepati janji setia kepada Allah, lupa berdzikir, terkadang bersikap angkuh atau berlaku aniaya kepada diri sendiri. Sehingga di hari nan fitri itu kita di wajibkan untuk “mudik” kepada Allah.
 
Kembali kepada-Nya dengan membawa proposal yang isinya adalah bagian dari rintihan permohonan ampun. Memohon ampun atas dosa yang telah kita lakukan, entah di sengaja atau tidak, di sadari atau tidak. Sadar bahwa diri kita penuh maksiat. Dengan adanya Halal bi Halal menggiring kita untuk kembali ke kampung halaman yang sesungguhnya. Kembali kepada jati diri yang suci bak bayi yang lahir ke muka bumi. Bersih, bening dan penuh ketulusan.

Kedua adalah membersihkan hati dari rasa benci kepada sesama. Dimana sebelumnya mungkin pernah membenci orang lain tanpa alasan yang jelas. Belum lagi ditambah dengan penyakit hati lainnya yang terkadang membuat kita merasa berdosa terhadap sesama. Sehingga dengan semuanya harus kita bersihkan sampai benar-benar bersih sampai tidak ada lagi noda-noda yang hinggap, agar nantinya tidak menjadi penghalang untuk masuk surga (Insya Allah).

Untuk itu, momentum Halal bi Halal seharusnya bisa menyingkirkan segala penyakit-penyakit hati, seperti rasa dendam dan iri. Seharusnya kedengkian di ganti dengan kelapangan jiwa. Segala kesombongan diganti dengan kerendahhan hati. Mengubah permusuhan menjadi  sebuah persaudaraan.

Ketiga adalah memupuk kepedulian dan kebersamaan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari pergaulan dan kebersamaan yang dibangun lewat sikap tolong-menolong. Muslim yang kaya membantu saudaranya yang miskin. Sepatutnya rasa gembira seseorang juga memberikan bentuk kenikmatan yang lain, yaitu kenikmatan bersyukur dengan berupaya membagi kebahagiaan itu kepada sesamanya.

Kini, saatnya setiap Muslim membumikan berkah-berkah kesalehan Ramadhan dengan menebar rasa bahagia ke setiap orang, memupuknya, merawat dan menjaga agar mendapatkan buah indahnya ikatan persaudaraan.

Semoga dengan adanya kegiatan Halal bi Halal, tali silaturahmi kita semua semakin kokoh dan erat, sehingga ke depan tidak ada lagi yang terpecah belah.

Makassar, 9 Juli 2015

23 komentar:

  1. ga kerasa ya sebentar lagi idul fitri, biasanya kalo di daerah saya juga banyak yang ngadain halal bihalal, itu moment yang banyak di tunggu soalnya bisa bertemu dengan teman lama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih, gak kerasa. Tau-taunya sebentar lagi udah mau hari raya idul fitri.
      Benar bangad, tradisi Halal bi Halal merupakan acara yang selalu di nanti-nanti.

      Hapus
    2. Terima kasih dan maaf.

      Terima kasih untuk informasinya. Dan maaf, karena saya nggak suka dengan yang namanya dunia togel.

      Hapus
  2. kemeriahan halalbihalal sungguh merupakan ajang jalinan cinta kasih dan silaturahmi yang sepatutnya terus dilestarikan sebagai salah satu buluh perindu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar bangad, karena ini tradisi hanya ada di Indonesia, maka perlu untuk dilestarikan.

      Hapus
  3. Budaya islam indonesia mantabs... hehehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kita lahir di negeri yang penuh dengan budaya.

      Hapus
  4. Ini momen yg ditunggu2 anak2ku soalnya jadi suka banyak uang...ada saja yang suka bagi2 hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti diserbu sama anak-anak donk tradisi ini.

      Hapus
  5. jadi ingat waktu sekolah
    dulu paling seneng halal bi halal kalo pas hari pertama setelah lebaran
    soalnya bisa pulang cepet setelah salaman sama guru dan temen2 :)

    #eaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... berlomba-lomba salaman sama gurunya.

      Hapus
  6. keempat, halal bihalal itu ajar pamer secara gak langsung. gak tersurat pasti tersirat, yakin deh pasti ada yang kayak gini hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi juga, tau sendirilah bagaimana keadaan Indonesia sekarang. Berlomba-lomba untuk unjuk diri yang kadang berujung ke ria.

      Hapus
  7. udah gak sabar menanti lebaran lalu halal bihalal dgn kerabat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bangad, berkumpul bersama keluarga itu lebih penting.

      Hapus
  8. rasanya ingin bertemu dengan hari kemenangan itu :) dimana umat muslim bersilaturahmi dan saling berkunjung ke tiap rumah :)

    dan pastinya gaa lengkap rasanya kalau gaa silaturahmi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, itu yang penting. Selalu bersilaturahmi dan mempererat hubungan antara satu dengan lainnya.

      Hapus
  9. memperkokoh dan mendekatkan tali silaturahmi ya oak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... tuh menurut saya. Tapi gak tahu ya kalau di kota bagaimana, kalau di desa kan kurang lebih demikian.

      Hapus
  10. Gak kerasa bentar lagi udah mau Idul Fitri aja. Tahun kemarin aku belum bisa pulang kampung. Ingin rasanya pulang kampung bersilahturahmi dengan keluarga di sana. Tapi tahun ini jika tidak ada halangan untuk pulang, aku akan pulang. Bertemu dengan sanak saudara yang ada di sana hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih... gak kerasa udah mau lebaran lagi.

      Hapus
  11. Asyik ya kalo jadi PNS atau pegawai, ada halalbihalal (komentar oot)
    Etapi benar juga, di kabupaten saya juga selalu ada halalbihalal dengan bupati meski saya belum pernah ikut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik tuh, bisa ngumpul bareng bupatinya. Walaupun hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...