Rabu, 27 Mei 2015

Tak Hanya Membuat Bahagia, Menulis Juga Dapat Membantu Orang Lain

Menulis Juga Dapat Membantu Orang Lain
Menulis Juga Dapat Membantu Orang Lain



Kebahagiaan adalah suatu hal yang semua orang dambakan. Kemanapun dan dimana pun kita berada, jika bertanya pada orang kita temui pasti menginginkan hidup bahagia. Bahkan kebahagiaan selalu dijadikan tujuan hidup semua seseorang, tanpa memandang profesi yang dimiliki setiap orang. Begitu pula yang dirasakan seorang blogger.
 
Loh! Apa hubungannya seorang blogger dengan kebahagiaan? Tentu ada, meskipun profesi sebagai blogger dilakukan saat ada waktu kosong biar pun itu hanya sesaat. Setuju gak, teman-teman blogger.

Sebagai seorang blogger, kebahagiaan itu akan muncul dengan sendirinya saat tulisan di akun blog masing-masing ada yang membacanya. Dan akan bertambah bahagia lagi ketika tulisan kita semakin meningkat pembacanya. Apalagi sampai ada komentar, kritikan, dan saran dari para pembaca. Itu menurut pendapat saya pribadi, ya. Entah bagaimana dengan teman-teman lainnya yang aktif menulis di blog.

Perasaan bahagia itu memang selalu muncul dan beberapa kali saya rasakan. Tentu semua itu gak muncul begitu saja tanpa ada penyebabnya. Bahkan penyebabnya bisa beragam, seperti saat ada pengunjung yang membaca tulisan saya dan setelah itu memberikan komentar, ada pula yang memberikan penilaian atau vote, entah itu bermanfaat, inspiratif, menarik ataupun aktual. Terkadang juga hanya numpang lewat, mengucapkan selamat, terima kasih, bahkan merasa terbantu dengan adanya artikel yang saya tulis dan masih banyak lagi.

Sebagai contoh kecil seperti yang aku alami lebih setahun lalu, tepatnya saat pengumuman pemenang Lomba Kemenparekraf tanggal 10 Oktober 2013 yang berhubungan dengan Keunikan Warisan Kuliner Nusantara dengan tema “Makanan Tradisional”. Saat itu aku terkejut sekaligus bahagia, karena tanpa diduga menjadi salah satu pemenang dari tiga tulisan/artikel terbaik. Padahal, saya hanya iseng-iseng ikut lomba tersebut dan tujuan utama saya adalah menjadikan ajang tersebut sebagai pengenalan daerah saya “Wakatobi” kepada warga negara Indonesia lainnya. Hal itu saya lakukan karena selama ini, Wakatobi hanya terkenal di kalangan wisatawan “Mancanegara” saja. Mungkin dah jodoh atau rejeki kali yah, saya di takdirkan untuk menjadi salah satu pemenang, hehehe….

Tak hanya itu saja, masih ada pengalaman lain yang membuat saya bahagia, di mana kejadiannya sekitar akhir bulan april 2014. Ketika itu, saya dan teman-teman mengadakan bazar dengan tujuan untuk mendapatkan dana tambahan, yang nantinya akan digunakan saat Mubes Komunitas kami. Teman-teman pun sepakat memilih warkop sebagai tempat untuk acara bazar.

Ketika itu, saya dan seorang teman datang agak terlambat. Setibanya ditempat bazar, kami langsung memesan secangkir kopi dan tak lupa sekalian menanyakan password wifi di tempat tersebut. Sambil menunggu kopi yang dipesan, saya menghidupkan laptop setelah itu langsung berselancar di dunia maya. Karena lupa password akun blog yang saya miliki, maka saya pun mencoba alternatif lain, yakni dengan membuka akun Kompasiana yang saya miliki siapa tahu ada pesan masuk, tambahan teman atau mungkin komentar di salah satu tulisan saya.

Ketika membuka profil dan melihat semua tulisan, saya tertuju pada sebuah artikel yang pernah saya tulis yang berjudul “Mengatasi Permasalahan Air Bersih Dengan Membuat Penampungan Air Hujan’. Betapa senangnya saya, tulisan yang saat itu kurang di minati pembaca Kompasiana langsung melonjak drastis pembacanya, bahkan masuk lima besar (urutan 2) di pencarian google. Dalam hati ini berkata “Alhamdulillah, ternyata ada manfaatnya juga menulis lewat blog (Kompasiana) dan secara tidak langsung atau tidak sadar sudah membantu orang lain”.

Kebahagiaan berikutnya, yakni di antara teman-teman bazar ada yang meminta dibuatkan akun Kompasiana. Sambil meneguk secangkir kopi, kami pun berdiskusi tentang Kompasiana, mulai dari cara menulis artikel, cara mempublikasikan, apa saja yang bisa ditulis di Kompasiana, pilihan-pilihan apa saja yang ada dan masih banyak lagi. Bahkan saat ini, kegiatan diskusi tersebut masih berlanjut dan berkembang ke blog sampai membuat komunitas menulis. 

Dan akhirnya, sebagai penutup dan sekaligus kesimpulan. Menurut saya pribadi, kebahagiaan itu tidak harus di peroleh melalui materi saja atau melakukan hal besar dulu. Bagi saya, memulai dari hal-hal kecil pun bisa membuat kita bahagia. Entah itu di mulai dari kebiasaan, mengikuti hoby atau kesenangan (dalam hal positif ya….) seperti menulis lewat blog, Kompasiana dan akun-akun lainnya pun bisa membuat kita bahagia.

Untuk memperoleh kebahagiaan, kita perlu mengubah pemikiran kita mengenai persepsi dalam mengejar kebahagiaan. Sebab semakin dikejar, kebahagiaan itu malah akan semakin jauh. Jika begitu, maka mulailah untuk menciptakan kebahagiaan anda sendiri, karena kebahagiaan pasti akan datang dengan sendirinya untuk menyelimuti diri anda tanpa perlu bersusah payah untuk mengejarnya.

Salam Bahagia!
Makassar, 27 Mei 2015

32 komentar:

  1. dengan menulis membantu dan memberikan sedikit pengetahuan bagi pembacanya ya

    BalasHapus
  2. Betul sekali. Walaupun gak menang lomba, tetap ada manfaatnya. Semoga tetap semangat menulis :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah, bakalan selalu semangat terus untuk menulis.

      Hapus
  3. Menulis juga membuat kita banyak tahu, karna bagaimanapun kita akan mencari info lebih dalam dari hal yang ingin kita tulis :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Mungkin itulah keajaiban menulis yang kadang tak di sangka-sangka.

      Hapus
  4. inspiratif, mudah2an bisa menulis sesuatu yg membantu orang lain juga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk apresiasinya.
      Amiin... pasti bisa kok bu.

      Hapus
  5. Menulis lebih banyak ke pelampiasanku untuk menumpahkan emosi negatif tapi tidak boleh terpublish, bisa bahayyyaaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... berarti nulisnya di diary dunk. Tapi kalau di rangkai sedemikian rupa, hal negatif bisa berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat juga kok.

      Hapus
  6. aku juga seneng kalo ada yang mengapresiasi tulisanku, yah walaupun memang tulisannya belom bisa dibilang bagus sih tapi jadinya bikin semangat nulis terus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setidaknya ada yang mengapresisasi dan ada sedikit ilmu yang kita bagikan. Di sisi lain, apresisasi yang diberikan jadi penyemangat menulis seperti yang Mba Gusti Indah Primadona katakan.

      Hapus
  7. Intinya bahagia itu bisa didapat dari mana saja, iya mas? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kurang lebih bisa di bilang seperti itu juga.

      Hapus
    2. Contohnya aja aku bisa bahagia dengan kerja di tempat yang sekarang ini dan alhamdulillah ortu juga seneng melihatku sudah aktif kembali :)

      Hapus
    3. Alhamdulillah kalau senang dan betah dengan kerjaannya sekarang ini. Lebih-lebih lagi orang tua ikut merasa senang. Selamat ya...

      Hapus
  8. Sebelumnya selamat y atas kemenangannya. Ada yg menyebutkan menulis bisa menjadi theraphy dari segala problematika yg dihadapi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih buat ucapan selamatnya.
      Ya, benar. Menulis juga bisa menjadi bagian dari terapi selama kita mau mencoba dan mengeluarkan segala beban yang kita hadapi ke dalam kertas kosong di hadapan kita. Salah satu contoh kecilnya adalah menulis di diary.

      Hapus
  9. Apalagi kalau menulis dengan hati..pasti semakin banyak pembacanya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... benar bangad, secara perlahan-lahan bakalan meningkat pembacanya.

      Hapus
  10. menulis itu bikin pikiran butek lgs jd jernih lg buatku mas :) Apalagi kalo yg ditulis ttg sesuatu yg aku suka.. dlm hal ini krn aku suka traveling dan kuliner, ya dua hal itu aja yg slalu aku tulis :D Kalo ada pembaca yg senang dan rajin komen, itu bonus ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, pikiran seakan langsung ploong ketika di tuangkan ke dalam tulisan. Lebih-lebih lagi yang ditulis merupakan sesuatu yang kita sukai, contohnya seperti kesukaan Mba Fanny.

      Hapus
  11. setuju mas, sebab dengan tulisan kita bisa menyebarluaskan kebaikan
    atau bisa juga memberi info positif kepada pembaca...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, menulis memang memberikan banyak manfaat. Bukan hanya kepada penulisnya, tapi kepada pembaca juga.

      Hapus
  12. definisi kebahagiaan memang sulit dicari, menulis memang menjadi kebahagaiaan tersendiri bagi seorang blogger. Mulai dengan kebahagiaan yang kecil :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bangad, memulai kebahagiaan dari yang kecil dahulu. Nanti juga lama kelamaan akan menjadi sesuatu yang lebih besar.

      Hapus
  13. Menulis dengan tujuan berbagi, pasti efeknya luar biasa mas.. berbagi bahagia bisa membuat diri kita lebih bahagia kan yah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, efeknya sungguh luar biasa Mba Lia dam semakin membuat diri jadi bahagia.

      Hapus
  14. mari terus menulis....makin banyak menulis, makin bahagia kaaan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo... Benar bangad. Semakin rajin dan berbagi lewat menulis, maka kebahagiaan akan semakin terbuka lebar.

      Hapus
  15. dengan menulis segala kegundah gulanaan menghadapi persoalan hidup dan kehidupan dapat ditumpah ruahkan dalam bentuk tulisan, demikian juga rasa bahagia pasti kebahagiaan tersebut dapat dijadikan sebuah karya yang indah bagi semua orang jika kemudian tulisan tersebut di share via blog...sungguh wakaf tak terhingga didapatkan dari sebuah tulisan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang lebih itulah keajaiban menulis. Siapa sangka dengan menulis segalanya bisa menjadi lebih baik, lebih berwarna dan bermakna. Benar-benar sesuatu yang tak terhingga ya pak.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...