Minggu, 17 Mei 2015

Dari Kita Untuk Indonesia Yang Lebih Sehat

Dari Kita Untuk Indonesia Yang Lebih Sehat
Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Untuk itu kita sebagai warga negara Indonesia harusnya bangga dengan negeri ini yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Potensi kekayaan alam yang sangat luar biasa, baik yang bersumber hayati maupun non hayati. Coba anda bayangkan, kekayaan alam negeri ini terbentang dari Sabang di ujung barat sampai Merauke di ujung timur. Dalam benak anda semua pasti setuju, jika kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia ini mungkin tidak bisa dihitung, baik dari kekayaan laut, darat, udara dan kekayaan lainnya.
 
Kekayaan alam negeri yang sangat berlimpah merupakan anugerah dari Allah SWT yang di amanahkan untuk rakyat Indonesia. Amanah tersebut seharusnya dijaga dengan sebaik-baiknya dan dijalankan demi kemakmuran, khususnya rakyat Indonesia. Banyak cara untuk menjalankan amanah tersebut, antara lain dengan mengelola kekayaan alam dengan baik dan benar, serta tidak merusak lingkungan.

Salah satu dari sekian banyak kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah air. Seperti kita ketahui bahwa air merupakan unsur yang vital bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Tanpa air mustahil makhluk hidup dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Dalam kehidupan sehari-hari, air memberikan manfaat yang begitu banyak, misalnya kita membutuhkan air untuk diminum, keperluan untuk bersih-bersih, mencuci, mandi, dan lain sebagainya.

Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, berbagai upaya pun dilakukan untuk menyediakan air bersih yang aman bagi kesehatan. Air dikatakan sehat bila telah memenuhi beberapa kriteria berikut:
  1. Parameter fisik yang meliputi : kepadatan terlarut, kekeruhan, warna, rasa, bau, dan suhu. 
  2. Parameter kimiawi yang terdiri atas berbagai ion, senyawa beracun, kandungan oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen kimia. 
  3. Parameter bioligis yang meliputi jenis dan kandungan mikro organisme baik hewan maupun tumbuhan. 
  4. Parameter radioaktif yang meliputi kandungan bahan-bahan radioaktif.  

Indonesia memiliki 6% potensi air dunia atau 2 % potensi air di Asia Pasifik. Tapi ironisnya, setiap tahun Indonesia mengalami krisis air bersih secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini menjadi masalah klasik yang tidak kunjung usai diberantas. Dari total jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan mencapai 240 juta jiwa pada tahun 2014 (Data BPS), hanya sekitar 20% saja yang memiliki akses terhadap air bersih. Itu pun kebanyakan daerah perkotaan yang menikmati air bersih. Sedangkan sisanya yang sekitar 80% dari total rakyat Indonesia masih mengkonsumsi air yang bisa dikatakan hampir tidak layak dan bahkan tidak layak konsumsi.

Melihat keadaan yang demikian, maka kesadaran dan perilaku masyarakat akan kebersihan perlu ditingkatkan. Selain itu, pihak pemerintah dan masyarakat harus saling bergandengan. Tanpa kesadaran dari masyarakat dan kerja sama dengan pemerintah, apa yang selama ini telah direncanakan dan di impikan, khususnya mengenai masalah air bersih akan sia-sia saja.

Penampungan Air Hujan Sebagai Salah Satu Solusi Mengatasi Permasalahan Air Bersih

Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia memiliki curah hujan rata-rata di atas 2 meter per tahun. Yang artinya kalau semua air hujan yang turun tidak mengalir ke mana-mana, tidak meresap dan tidak menguap maka Indonesia terendam setinggi 2 meter. Jumlah yang terlalu banyak yang mana kadang-kadang menimbulkan keluhan. Kita senang di hari-hari pertama musim hujan, lalu mengeluh di hari-hari berikutnya dan sangat lega ketika musim hujan akhirnya benar-benar pergi.

Dengan curah hujan yang demikian tinggi, seharusnya air hujan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan sumber air bersih. Sayangnya, ketika curah hujan cukup tinggi, masyarakat masih jarang yang memanfaatkannya. Air hujan yang begitu berlimpah, lebih banyak terbuang sia-sia dibanding untuk dimanfaatkan. Sedangkan saat curah hujan sangat rendah, masyarakat justru kekurangan air.

Hal ini menjadi suatu ironi yang tidak terelakkan ketika negara lain yang memiliki curah hujan terbatas bisa memanfaatkan air hujan dengan sangat baik seperti Inggris. Dengan curah hujan hanya sekitar 700 mm/tahun saja, Inggris tidak pernah mengalami kekurangan air. Mereka membangun danau-danau buatan untuk menampung air hujan, sehingga pada saat musim kemarau datang mereka tetap memiliki cadangan air.

Oleh karena itu, air hujan perlu dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif, jika tidak ingin kekurangan air bersih saat musim kemarau. Lantas bagaimana cara memanfaatkan air hujan tersebut? Banyak cara untuk memanfaatkan air hujan tersebut, salah satunya adalah dengan membuat Penampungan Air Hujan (PAH).

Dari pengalaman saya sejak kecil, air bersih merupakan salah satu permasalahan utama di daerah saya. Namun, permasalahan tersebut tidak membuat warga kehabisan akal untuk mendapatkan air bersih. Salah satu cara warga untuk mendapatkan air bersih adalah dengan menampung air hujan saat musim hujan tiba. Cara ini sangat efektif untuk mendapatkan air bersih, walaupun tidak semua bak Penampungan Air Hujan yang dibuat oleh warga mampu bertahan selama musim kemarau.

Dengan membuat bangunan penampungan air hujan, warga secara tidak langsung telah memberikan contoh penyediaan air baku mandiri dengan sistem pemanenan air hujan, meskipun saat penggunaannya berlangsung singkat. Di daerah saya, bak Penampungan Air Hujan dengan kedalaman 4 meter (sudah termasuk dengan ketinggian 1 meter di atas tanah), dapat bertahan 3-4 bulan pemakaian. Sedangkan yang memiliki kedalaman lebih dari 6 meter, dapat bertahan sampai musim kemarau berlalu.

Pada dasarnya, bangunan Penampungan Air Hujan sangat sederhana cara pembuatannya. Adapun cara warga membuat bak penampungan air hujan dan lengkap dengan kerjanya bisa anda temukan di sini.

Belajarlah Dari Kearifan Budaya Lokal Yang Ramah Lingkungan

Sekilas tampaknya cadangan air kita sangatlah tidak terhingga, 75% dari bumi terdiri dari air mulai dari air di lautan, sungai, danau dan sumber-sumber air lainnya yang menutupi sebagian besar muka bumi ini, tapi hanya kurang dari 1% yang merupakan air yang siap digunakan. Krisis air bersih sudah melanda berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang mengalami krisis air bersih yang parah.

Saat ini ketersediaan air bersih kian memprihatinkan, padahal kebutuhan air bersih tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari karena air adalah sumber kehidupan. Kualitas air tanah semakin buruk sehingga tidak memenuhi standar kesehatan untuk diminum, utamanya di kota-kota besar.

Untuk masyarakat perkotaan dan daerah-daerah yang memiliki sungai dan semacamnya, sebenarnya ada langkah sederhana agar kualitas air tidak semakin buruk, yaitu dengan tidak membuang sampah ke sungai atau kanal. Cara tersebut cukup ringan dan relatif mudah untuk dilakukan, namun kesadaran individu diantara warga masih minim. Langkah kecil tersebut sangat membantu demi kelangsungan generasi yang akan datang. Sedang untuk masyarakat yang berdiam di desa adalah dengan menanaman pohon yang berfungsi sebagai penahan air dan penyerap oksigen.

Keberadaan pepohonan dapat juga berfungsi sebagai pengatur iklim mikro, pengontrol pandangan, penyerap atau filter polusi, penyimpan cadangan air, mencirikan daerah, penyejuk, jalur satwa, dan masih banyak lagi. Namun untuk di ingat, dalam menanam pohon perlu diperhatikan fungsi tiap jenis pohon dan pengaturannya pun harus tepat.

Sudah saatnya kita memperhatikan keadaan lingkungan sekitar demi kelangsungan hidup di masa yang akan datang dan untuk kita wariskan ke anak cucu kita. Kesadaran, kerja sama dan peran masyarakat pun harus di optimalkan sehingga apa yang kita semua inginkan, khususnya “Untuk Indonesia Yang Lebih Sehat” bisa terwujud.

Cobalah kita tengok dan pelajari suku-suku adat yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Mereka pada umumnya mengajarkan dan bertindak ramah terhadap lingkungan melalui kegiatan dalam sehari-hari. Sedangkan kita yang katanya orang yang berpendidikan, orang kota dan semacamnya, justru faktanya malah banyak bertindak kurang peduli terhadap lingkungan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan membangun negeri ini menjadi lebih baik.

Dari kita Untuk Indonesia Yang Lebih Sehat

Air sangat penting bagi kehidupan kita. Semua makhluk hidup memerlukannya, termasuk kita, manusia. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah semua manusia sudah bisa mendapatkan air bersih sesuai kebutuhannya, khususnya untuk wilayah Indonesia?

Untuk yang hidup di kota besar, pertanyaan di atas pasti sebagian akan menjawab “YA”. Mengapa? Karena di kota besar cukup mudah mendapatkan air bersih. Hanya dengan membuka keran, air jernih sudah bisa mengalir ke dalam bak mandi kita. Untuk air minum, selain dengan merebusnya di rumah, kita juga dapat membeli air minum dalam kemasan. Mudah, kan?

Namun, jawabannya akan berbeda bila pertanyaan di atas ditanyakan pada teman-teman kita yang tinggal di daerah yang mengalami kekeringan, contohnya seperti di NTT. Di daerah ini belum ada saluran air yang bisa didapatkan melalui keran. Orang harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk mendapatkan air bersih. Air ini pun tidak bisa langsung di ambil, melainkan harus menimba dari sumur. Setelah itu, mereka harus membawanya kembali ke rumah. Bayangkan bagaimana susahnya untuk bisa mandi di tempat ini.

Melihat keadaan yang demikian, tahun lalu Aqua sebagai salah satu brand yang terkenal di Indonesia dengan kepeduliannya meluncurkan sebuah gerakan “Dari Kita Untuk Indonesia”, tepatnya tanggal 13 Agustus 2014. Hal ini bertujuan untuk mengajak publik peduli terhadap kebutuhan air bersih di seluruh daerah di Tanah Air, khususnya di wilayah yang minim air bersih.

Tanpa kita sadari, seringkali kita membuang percuma air bersih di sekitar kita. Padahal kita sebenarnya juga bisa loh, menggunakan air dengan bijak. Mulailah melakukan penghematan air dengan melakukan tips sederhana dari Aqua seperti di bawah ini:
  • Diamkan makanan beku di tempat hangat untuk melunakkannya. Jangan pergunakan air untuk melunakkan makanan beku. 
  • Gunakan kertas daur ulang. Kertas yang dibuat dari 100 % bahan daur ulang menggunakan air lebih sedikit dalam produksinya. 
  • Tidak membuang sisa air minum yang tersisa di gelas/botol. Sisa air bisa untuk menyiram tanaman dan mencuci tangan. 
  • Gunakan ember atau tempat penampungan lain di bawah kran air wudhu. Air yang tertampung bisa digunakan untuk keperluan lain.
  • Kandang hewan atau jari-jari kandang hewan dengan lap basah. Jangan gunakan air yang mengalir.
  • Perbaiki keran air yang bocor. Satu keran air yang bocor membuat kita kehilangan banyak air tanpa kita sadari, loh….
  • Mandikan binatang peliharaan di halaman rumah yang membutuhkan asupan air.
  • Hindari mandi berendam. Mandi dengan pancuran lebih hemat dibandingkan dengan mandi berendam.
Mudah dan gampang kan… tipsnya! Kita semua bisa melakukannya. Mari kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari demi Indonesia yang lebih sehat dan demi mendapatkan air bersih.

Makassar, 17 Mei 2015

18 komentar:

  1. Ulasannya tentang Indonesia sehat bagus mas, saya tertarik dan terkesan. Memang untuk sesuatu yang baik perlu kita buat rencana ya mas....

    Salam dari Pontianak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk apresiasinya. Sepertinya memang harus begitu, perlu yang namanya rencana sebelum memulai segala sesuatunya.

      Salam balik juga.

      Hapus
  2. berasa seperti ikut kuliah lagi ni

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... bisa aja nih Mba Gustyanita. Tapi sayang, dosennya masih abal-abal gini.

      Hapus
  3. wah, dapet tips buat hemaat air, siap dipraktekin deh :D
    makasiih tipsnya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Silahkan di praktekkan jika di rasa bermanfaat.
      Salam

      Hapus
  4. inspiratif mas...

    artikelnya panjang :)
    tapi padat dan mudah dicerna

    suka sama analogi yang di NTT
    bener juga, masih banyak rakyat kita yang kekurangan air :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk apresiasinya.

      Maaf tah kalau kepanjangan, habis nanggung kalau nulisnya setengah-setengah dan jadi agak lain-lain kalau dibagi dua.

      Tadinya mau kasih analogi daerah saya, tapi setelah di telusuri lebih cocok daerah NTT dan sekitarnya karena kalau di daerah saya cuma beberapa desa yang kurang air. Selain itu, saya juga melihat kondisi NTT yang masih butuh perhatian lebih lagi, maka saya angkatlah daerah NTT ke dalam tulisan.

      Hapus
  5. Di beberapa desa tempat saya bertugas dulu, jangankan musim kemarau, musim hujanpun mereka kekurangan air karena tinggal di daerah ketinggian, sumur digali bermeter-meterpun tidak bisa mendapatkan sumber mata air, jadi saat musim hujan mereka benar-benar manfaatkan dengan adanya PAH, saat musim kemarau mau-tidak mau mereka harus membeli air. Jadi sudah selayaknya kita yang mempunyai akses yang mudah pada air bersih memanfaatkan air itu seperlunya..

    Nice post ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata Mba Irly pernah merasakan juga hal seperti ini. Semoga saja orang-orang pada sadar akan pentingnya menggunakan air bersih sesuai dengan kebutuhan dan menghargai setiap tetesnya.

      Hapus
  6. Balasan
    1. Semoga ilmu barunya bisa memberikan manfaat bagi anda.
      Salam

      Hapus
  7. Berasa lagi ikut seminar baca ini. Ilmu yang sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... bisa aja mas. Cuma sekadar berbagi aja kok.

      Hapus
  8. air memang vital dan penting. Di daerah saya air bersih menjadi hal yang istimewa kadang langka. Pasokan air dari PDAM kadang macet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bangad, air adalah segalanya. Di daerah saya lebih istimewa lagi karena gak ada air PAM dan setiap musim hujan datang, warga gak menyia-nyiakannya.

      Hapus
  9. Dapet tips hemat air... Yihaaa
    Kalau nggak pergi kemana mana, mandi sekali sehari nggak masalah kan yaa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... kaga masalah kok, yang penting air digunakan sesuai keperluan bukan di buang-buang percuma.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...