Kamis, 09 April 2015

Membangun Indonesia Dari Pinggiran Lewat Program Pendamping Desa

Ilustrasi, Sumber : www.kompas.com

PNS adalah salah satu lowongan kerja yang paling banyak di incar lebih dari separuh warga negara Indonesia. Bagi mereka, menjadi PNS adalah suatu keharusan yang tidak bisa di tawar-tawar lagi. Apalagi bagi mereka yang seringkali beranggapan bahwa PNS lebih banyak santai, pekerjaannya gak terlalu menguras tenaga, dan yang pasti gajinya besar serta di jamin sampai hari tua. Bahkan dengan menjadi PNS, pintu kesuksesan lain akan terbuka lebar. Salah satunya adalah akan semakin mempermudah urusan, seperti mencari calon pendamping hidup.

Namun harapan akan pekerjaan tersebut hampir saja hilang bagaikan ditelan bumi ketika Joko Widodo terpilih menjadi presiden RI yang ke-7. Bagaimana tidak demikian? Belum lama setelah dilantik menjadi Presiden Joko Widodo mengeluarkan peraturan yang isinya tentang moratorium CPNS selama 5 tahun. Yang artinya selama 5 tahun pemerintahannya, tidak akan ada seleksi dan penerimaan CPNS seperti tahun-tahun sebelumnya, kecuali bidang pendidikan dan kesehatan.

Akibatnya, banyak yang memiliki mimpi untuk menjadi PNS langsung gigit jari. Padahal sebelumnya mereka begitu antusias mendukung Joko Widodo ketika menjadi salah satu kandidat presiden dalam pemilu tahun 2014. Hal ini berbanding terbalik dengan keceriaan mereka ketika mendukung calon presiden nomor urut 2 tersebut. Bahkan saking cerianya, hampir setiap hari sebagian dari mereka mengkampanyekan Salam Dua Jari. Siapa sangka ujung-ujungnya bakalan berbalik menjadi gigit jari?

Kini, harapan dan impian tersebut kembali dibangkitkan oleh salah satu bawahan Presiden Joko Widodo yang menjabat sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jaffar. Lewat kementerian yang dipimpinnya, Menteri PDT membuka lowongan kerja, yakni sebagai Pendamping Desa. Namun perlu di ingat bahwa lowongan tersebut sifatnya seperti sistem kontrak, yang mana jika kinerja sang pendamping desa kurang memuaskan setelah di evaluasi, maka kemungkinan akan diganti oleh orang lain yang masih mengantri karena sebelumnya belum terpilih. Selain itu, Pendamping Desa tidak sama seperti tenaga hononer yang memiliki peluang untuk menjadi PNS.

Meskipun demikian, animo masyarakat masih terbilang tinggi dan menyambut dengan senang hati informasi tersebut. Banyak kalangan masyarakat yang mengapresiasi dan tertarik akan hal tersebut, terutama bagi mereka yang berdomisili di kabupaten, kecamatan, dan desa. Bagi mereka, informasi tersebut merupakan angin segar yang tidak boleh di sia-siakan. Lebih-lebih lagi bagi mereka yang sudah memperoleh gelar sarjana dan sedang mencari pekerjaan ke sana kemari. Sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi angka pengangguran walaupun tidak signifikan jumlahnya.

Sedangkan di sisi lain, dengan adanya program Pendamping Desa, pemerintah berharap agar pembangunan di desa-desa menjadi terarah dan sejalan dengan program pemerintah pusat saat ini. Harapan lainnya adalah agar dana desa yang telah di anggarkan pemerintah dapat digunakan oleh masing-masing desa dengan sebaik mungkin, sehingga tidak terbuang percuma tanpa menunjukkan hasil.

Untuk sekadar diketahui, pemerintah melalui kementerian PDT telah menginstruksikan seluruh gubernur di Indonesia untuk membentuk tim yang nantinya akan bertugas menyeleksi calon pendamping desa selama proses rekruitmen berlangsung. Sedangkan untuk penerimaan sendiri akan mulai di buka secara online di setiap provinsi pada akhir bulan April sampai akhir Mei tahun ini. Dan untuk tahun ini yang akan di terima sekitar 32.000 pendamping desa. Jumlah ini hampir separuh jumlah desa yang ada di Indonesia, yakni sekitar 74 - 75 ribu desa. Salah satu syaratnya adalah telah memperoleh gelar sarjana (S1) dan menerima semua jurusan.
Semoga saja dengan adanya program desa ini, mampu membuat pembangunan di Indonesia berjalan dengan cepat serta merata. Sehingga seluruh desa di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke mengalami kemajuan dan tidak tertinggal lagi dengan desa-desa lain yang sudah lama mandiri. Bagi saya, program ini merupakan salah satu solusi dalam membangun Indonesia untuk menjadi lebih baik. Setidaknya pemerintah sudah mulai memperhatikan dan ingin membangun Indonesia dari pinggiran.

So... masih berpikir untuk tidak ikut mendaftar, atau anda lebih senang dengan status yang anda sandang sekarang ini? Keputusan hanya andalah dan tuhan yang tahu. Untuk informasi lebih lanjut, bisa anda lihat disini

Makassar, 9 April 2015

5 komentar:

  1. Program pendamping desa ya...mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik..pasti manfaatnya besar :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, benar. Saya pun berharap demikian.

      Hapus
    2. Kenapa bukan PNS ya......
      Presiden buat kebijakan menghapuskan mimpi pemuda.

      Hapus
    3. Kenapa bukan PNS ya......
      Presiden buat kebijakan menghapuskan mimpi pemuda.

      Hapus
    4. Wah... kalau soal PNS atau bukan semua kembali lagi kepada pemangku kebijakan.

      Masih banyak cara kok untuk mewujudkan mimpi para pemua, asal mau bekerja kreatif dan tidak pantang menyerah.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...