Selasa, 24 Maret 2015

Matahari Sebagai Sumber Energi Terbarukan

Panel Surya, Sumber : (http://kunaifi.files.wordpress.com/2009/02/2062.jpg)
Sebagaimana kita ketahui, Indonesia berada di jalur khatulistiwa yang di berkahi energi surya yang berlimpah sepanjang tahun di seluruh wilayahnya. Namun, fakta mengatakan bahwa sumber energi yang berlimpah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sedangkan di sisi lain ada sebagian wilayah Indonesia yang belum merasakan indahnya di lalui listrik. Hal ini dikarenakan sebagian wilayah Indonesia belum di jangkau oleh jaringan listrik PLN.

Oleh karena itu, salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Mengapa harus PLTS? Karena PLTS merupakan teknologi yang ramah lingkungan serta tidak melepaskan polutan sepeti halnya pembangkit listrik tenaga fosil. PLTS juga mudah dipindahkan dan sistemnya dalam bentuk modular. Bukan hanya itu, PLTS bisa digunakan dalam skala rumahan dan itu sudah terbukti saat program PLTS masuk kampung halaman saya yang berada di daerah terpencil.
 
Alasan lain yang mendukung pengembangan PLTS karena matahari merupakan sumber energi yang paling kuat dan berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi salah satu energi masa depan di Indonesia. Sinar matahari dapat digunakan untuk pemanasan rumah, pencahayaan dan pendinginan bangunan, pembangkit listrik, pemanas air, dan berbagai proses yang berhubungan dengan industri.

Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.

Coba anda bandingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik, serta suaranya bising. Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita.

Sudah saatnya negeri ini mencari dan mengembangkan energi baru dan terbarukan sebelum krisis energi datang melanda. Entah kita sadari atau tidak, pemerintah telah memprediksi bahwa Indonesia akan mengalami krisis energi sekitar tahun 2025 atau paling lambat tahun 2030 nanti. Di sisi lain, pemerintah juga berharap agar kita semua bijak dalam menggunakan sumber energi yang saat masih ada, baik berupa gas, listrik maupun dalam bentuk BBM.

Makassar, 24 Maret 2015

12 komentar:

  1. memang sumber energi itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal, karena biaya alatnya yang lumayan besar, sehingga masyarakat tidak bisa membelinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau panel surya gak semuanya besar biayanya. Kecuali untuk ukuran perkantoran, hotel dan restoran. Itu baru yang besar biayanya, sekitar 100 juta kalau buatan Jerman. Tapi gak tau sekarang soalnya rupiah lagi terpuruk.

      Hapus
  2. ya bagitulah kita kurang bisa memanfaatkan apa yang sudah diberikan oleh tuhan
    Obat maag anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maklum aja, masih terpaku pada energi fosil seperti BBM dan semacamnya.

      Hapus
  3. selain tenaga surya, ada tenaga angin , tenaga arus laut. padahal di indonesia banyak orang -orang pintar yang siap membangun pembangkit listrik minimal untuk beberapa desa. tapi terhalang oleh birokrasi dan macam macam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia yang menjadi penghalang, terlalu berbelit-belit jalurnya. Padahal dari LIPI sudah banyak yang mereka temukan dan sudah banyak juga yang di patenkan.

      Hapus
    2. didalam otak oknum oknum, hanya ada bisnis dan bisnis mas . rasanya geram kalau uda di belit belit birokrasi -_-
      padahal itu juga untuk dia dan kemajuan masyarakat minimal. maksimal untuk bangsa sendiri.

      Hapus
    3. Ya... budaya untuk menang sendiri dan main curang masih mereka pegang. Jangankan untuk kemajuan bangsa, untuk masyarakat kecil aja gak di pedulikan.

      Hapus
    4. itulah sifat buruk sebagian dari masyarakt atau oknum yang harus di dilenyapkan mas.

      Hapus
    5. Hehehehe.... kasian tu keluarganya kalau di lenyapkan orangnya.

      Hapus
  4. tapi penerapannya masih mahal kayaknya ya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mahal itu karena ngelihat harganya bukan manfaatnya. Saya pernah lihat tayangan tentang listrik tenaga matahari yang di gunakan salah satu hotel di Jakarta yang menggunakan ini. Awalnya memang mahal, tapi setelah beberapa tahun mereka malah merasakan banyak manfaat. Investasi awal untuk ukuran hotel sekitar 100 juta an.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...